Batang, infojateng.id– Arkeolog warga Negara Prancis, Veronique de Groot bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan situs Candi Bata di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang. Candi Bata yang berada di Desa Sawangan Kecamatan Gringsing tersebut diprediksi di bangun di abad ke-7 pada masa Kalingga.
Atas temuan tersebut, Pihak BRIN bersama Veronique de Groot memaparkan dihadapan Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki di Ruang Abirawa Bupati, Kabupaten Batang, Jumat (28/10/2022).
Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengatakan, pertama kali diketahui Candi Bata ada, ketika PT Perkebunan Nusantara 9 melakukan pembersihan lahan perkebunan untuk KIT Batang. Setelah diratakan baru ditemukan situs baru berupa candi bata.
Dijelaskannya, berdasarkan paparan yang disampaikan oleh BRIN, situs candi bata merupakan peninggalan dari sebelum kerajaan Mataram kuno yang bisa menjadi situs sejarah tertua di Jawa Tengah.
“Dari temuan ini kita akan berkomunikasi dengan instansi terkait dan KIT Batang untuk melakukan tindak lanjutnya,” terangnya.
Sementara Ketua Tim Arkeologi BRIN Agusti Janto Indrajaya menyampaikan, penemuan situs Candi Bata merupakan surprise bagi masyarakat Indonesia.
“Karena Candi Bata dibangun sebelum Mataram kuno pada abad ke-7, jadi bisa dibilang yang tertua di Jawa Tengah,” ungkap Agusti.
Candi Bata itu, lanjut dia, ditemukan tahun 2019 dan hingga sekarang belum semuanya terlihat dan baru seperempat yang dibuka.
“Perkiraan kita, Candi Bata berukuran 16×16 meter dengan satu pintu masuk,” jelasnya.
Agusti menyebutkan indikasi dari temuan situs tersebut pada saat tanaman di lahan dicabut ada sisa runtuhan bata.
“Itu menjadi indikasi awal kita untuk menggali. Candinya tidak terlalu dalam dan tidak ada satu meter,” bebernya.
Dari temuan itu, Arkeolog BRIN akan melakukan pemetaan untuk menggali dan mencari situs penyerta lainnya.
“Pemetaan dan menggali situa penyerta membutuhkan penelitian lebih lanjut lagi,” pungkasnya. (eko/redaksi)