Jepara, infojateng.id – Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta akan mengembalikan kejayaan durian khas Jepara yaitu durian Petruk. Durian yang sudah dikenal hingga penjuru nusantara ini mulai dihidupkan kembali di seluruh Jepara.
Sebagai langkah awal tersebut, Pj. Bupati Jepara Edy Supriyanta bersama Sekda Jepara Edy Sujatmiko menanam bibit durian Petruk di belakang Pendopo R.A Kartini Jepara, Senin (31/10/2022) pagi.
Bibit durian petruk ditanam di sebelah pohon bunga kantil peninggalan R.A Kartini. Ikut mendampingi Pelaksana Tugas (Plt.) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Ratih Zaini.
Sesuai dengan tema penanaman kali ini, “Petruk Balik Omah“, Edy ingin mengembalikan kejayaan Durian Petruk ini di Kota Ukir. Nantinya, akan banyak tumbuh tanaman durian petruk sebagai ikon durian Jepara.
“Sesuai dengan tema kali ini, Petruk Balik Omah. Kita akan membumikan kembali durian Petruk di Bumi Kartini,” kata Edy.
Edy berharap tidak hanya durian Petruk tapi juga durian unggul lokal Jepara lainnya untuk dikembangkan. Karena selain petruk Jepara juga punya banyak durian lokal yang rasanya tidak kalah lezatnya.
“Jika ada wisatawan yang datang ke Jepara, harapannya ke depan mereka tidak sulit menemukan durian petruk,” terangnya.
Setelah diawali dari taman belakang Pendopo Kabupaten. Sekitar 100 bibit durian Petruk ini akan ditanam di seluruh kantor Perangkat Daerah dan lahan-lahan milik pemerintah daerah.
Ke depan, juga akan disebar kelompok tani untuk dikembangkan. Ini sekaligus mengembalikan ikon Jepara, sebagai cikal bakal durian petruk.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala DKPP Ratib Zaini sebelumnya ada 1.987 indukan Durian Petruk telah mati. Oleh kebun bibit Provinsi Jawa Tengah telah dikembangbiakkan dan berhasil mengembangkan bibit 100 persen secara genetika asli Petruk. Selanjutnya, ini diperbanyak dan dikembangkan di Jepara.
“Saat ini sudah ada 9 varietas tanaman khas Jepara. Selain Petruk, juga ada durian Handoko, dan Tarmin. Kemudian kedondong apel, kedondong parang (Karimunjaawa), alpukat sartam dan parijoto,” papar Zaini. (eko/redaksi)