Pati, infojateng.id – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng) menggelar Seminar Awam di sekretariat IDI Pati belum lama ini. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun ini.
Sebanyak 42 peserta yang merupakan ibu-ibu mendapat pelatihan penanganan pertama henti jantung atau hands only CPR.
Mereka berasal dari berbagai organisasi. Di antaranya ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), perwakilan-perwakilan dari SMK, Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) hingga Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kabupaten Pati.
Salah satu panitia, dr Mustika Mahbubi Sp JP memaparkan, pelatihan ini bertujuan agar masyarakat awam mengetahui cara penanggan awal henti jantung di masyarakat.
”Bila ada henti jantung itu bagaimana? Selama ini kan kalau ada henti jantung pada takut, bingung dan panik. Maka kita berikan cara untuk penanganannya,” tutur dokter spesialis jantung dan pembuluh darah ini.
Menurutnya, pelatihan ini sangat penting. Mengingat setiap orang berpotensi mengalami henti jantung. Tidak mengenal waktu dan tempat.
Henti jantung ini ditandai dengan tiba-tiba hilangnya kesadaran seseorang, tidak ada nafas dan tidak ada respon ketika dicek respon. Bila seseorang telah mendapat penanganan maka harapan hidup akan semakin kecil.
”Henti jantung, kalau kita didiamkan, tidak kita tangani pertama kali, semenit kita terlambat menangani harapan hidup hilang 7-10 persen. Kalau kita telat 10 menit maka harapan hidupnya sudah kecil,” tutur dokter yang akrab disapa dr Bubi itu.
Ia menyontohkan kejadian di Korea Selatan beberapa waktu lalu. Beberapa orang memberikan kompresi dada detak jantung luar atau hands only CPR. Itu membuat korban yang berjatuhan tidak semakin banyak.
”Hands only CPR harus diajarkan semakin banyak yang mengetahui makan demakin bagus,” kata dia.
Pihaknya pun berencana menggelar pelatihan ini di kemudian hari. Dengan harapan semakin banyak masyarakat yang memahami penanganan henti jantung.(redaksi)