Jepara, infojateng.id – Puluhan karya seni rupa seperti lukisan dan patung dipamerkan di aula Pantai Bandengan Jepara, Sabtu (19/11/2022) malam, hingga Kamis (24/11/2022).
Pameran seni bertajuk Ambah Pesisiran ini mengangkat tema lingkungan, terutama yang ada di kawasan pantai.
Puluhan lukisan dan patung seniman Jepara dipamerkan dalam acara Soft Opening Road to Jepara Environmental Art Biennale (JEAB) 2022.
Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jepara Amin Ayahudi memecah sebuah kendi sebagai tanda dimulainya pameran tersebut.
Ikut mendampingi Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Jepara Kustam Erey Kristiawan, Kabid Komunikasi Diskominfo Muslichan, juga sejumlah seniman senior seperti Utoyo Hadi, dan Djatmiko Arie.
Amin Ayahudi mengatakan, ini merupakan bentuk upaya pelestarian sekaligus membesarkan seni rupa di Jepara. Amin berharap, kegiatan pameran ini menjadi cikal bakal pameran internasional yang diselenggarakan di Kota Ukir.
“Jepara punya potensi yang besar. Ini akan menjadi episentrum pameran nasional maupun Internasional,” kata Amin.
Kustam mengatakan, sebagai kota maritim, Jepara telah mengalami krisis lingkungan. Oleh sebab itu, DKD mencegah masifnya krisis dengan membangun rumah bersama bagi seniman hingga budayawan.
“Ini menjadi sebuah event yang digelar seni rupa Jepara, sebagai awal dari rumah bersama kesenian Jepara dengan memetakan seni rupa lewat isu keresahan lingkungan di Jepara, seperti pesisir, kepulauan dan masih banyak lagi,” paparnya.
Kustam mengajak masyarakat agar memperhatikan kembali ekosistem maupun kebudayaan di Jepara. Ada sekitar 40 karya yang dipamerkan. Baik karya patung maupun kriya lainnya.
Seniman yang terlibat adalah para seniman yang saat ini tinggal di Jepara, juga seniman asli Jepara yang saat ini tinggal di luar kota.
Salah satu kurator Nano Warsono menyebut, gerakan JEAB merupakan suatu hal penting supaya lebih memfokuskan kepada alam maupun potensi lingkungan.
“Kekayaan alam dan hayati di Jepara begitu melimpah, bahkan sampai menghidupi masyarakat. Sehingga tidak heran, apabila menjadi suatu yang bermakna,” ujar Nano.
Lebih lanjut, pihaknya pun mengingatkan, supaya masyarakat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Ia juga menilai bahwa hal ini merupakan langkah strategis sebagai solusi alternatif di jalan seni.
“Seni tidak bisa terpisahkan dari berbagai aspek, termasuk misi menjaga lingkungan,” terangnya.
Karya-karya yang dipamerkan bertemakan lingkungan, terutama laut. Itu seperti patung orang memancing, lukisan anak-anak bermain di tepi pantai, hingga kerusakan biota laut. Pameran seni rupa kali ini sebagai awal dari kegiatan Enviromental Art Biennale Jepara. (eko/redaksi)