Pati, Infojateng.id– Kericuhan yang terjadi saat Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) XVII, di Surakarta, Senin (21/11) mencoreng nama besar organisasi tersebut. Terlebih video baku hantam viral di media sosial (medsos) sehingga akan menjadi jejak hitam HIPMI selamanya.
Semua pihak menyayangkan peristiwa tersebut, termasuk salah satu anggota HIPMI dari Kabupaten Pati Nur Chamim. Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Desa Gajihan, Kecamatan Gunungwungkal, Pati ini menuturkan, kericuhan saat Munas HIPMI di Surakarta memang kurang etis. Sebab, HIPMI adalah organisasi besar dan cukup bergengsi di Indonesia.
“HIPMI ini kan menaungi para pengusaha muda untuk berkarya di segala lini. Jadi mohon para kader-kader bangsa yang bernaung di organisasi HIMPI dibuang orogansinya dalam memilih seorang wakil dari organisasi tersebut,” ungkap Nur Chamim kepada Info Jateng.
Lebih lanjut, Chamim menjelaskan, selama ini HIPMI adalah mitra pemerintah untuk pengembangan dunia usaha. Selain itu, para anggota maupun pengurus HIPMI adalah orang-orang terpilih. Sehingga siaapapun yang terpilih dalam Munas HIPMI adalah kader terbaik dari HIPMI dan juga untuk semua anggota.
Sebelumnya diberitakan, kericuhan terjadi di pelaksanaan Munas HIPMI ke XVII, di Hotel Alila Solo, Senin (21/11). Sejumlah video yang menggambarkan kericuhan beredar di media sosial maupun pesan WhatsApp.
Belakangan panitia mengklarifikasi karena adanya perbedaan pendapat dari peserta hingga pimpinan sidang. Situasi sudah larut malam. Satu pihak menginginkan agar sidang dilanjutkan, namun di sisi lain ada yang meminta agar sidang ditunda sampai dengan sekarang. Perdebatan yang tidak selesai dengan argumentasi berlanjut pada teriakan dan dorong-dorongan hingga terjadi kericuhan.(her/redaksi)