Batang, Infojateng.id – Pasca banjir yang melanda Kota Batang, Sabtu (31/12/2022) lalu, mengharuskan seluruh warga SMP Negeri 9 membersihkan seluruh ruangan kelas hingga ruang guru, karena sempat terendam.
Terletak di wilayah rawan banjir, mengakibatkan hampir setiap kali diguyur hujan lebat, sekolah tersebut terendam air hingga 60 sentimeter. Pengalaman tersebut justru menjadikan para pendidik lebih siap menghadapi datangnya banjir.
Kepala SMPN 9 Batang Siswono mengatakan, semua berkas administrasi hingga ijazah dan rapor siswa sudah diamankan di tempat yang tinggi, sehingga terhindar dari terjangan banjir.
“Yang paling parah justru ruang kelas, tata usaha dan kepala sekolah yang terendam banjir karena belum ditinggikan. Jadi hampir semua ruangan harus ditinggikan,” kata Siswono, usai mendampingi pihak Disdikbud meninjau ruang kelas yang terendam banjir, di SMPN 9 Kabupaten Batang, Senin (2/1/2023).
Siswono mengakui, ada lima ruang kelas yang terhindar dari terjangan banjir karena kondisinya telah ditinggikan.
“Alhamdulillah sudah ditinggikan sampai 50 sentimeter, jadi tidak terendam banjir,” terangnya.
Ia mengharapkan, proses peninggian dapat segera dilakukan, namun menanti adanya anggaran.
“Ada 12 ruangan yang harus ditinggikan. Dan diperkirakan membutuhkan anggaran sebesar Rp1,5 miliar,” bebernya.
Untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) di hari pertama masuk sekolah, siswa seluruhnya membersihkan ruang kelas.
“Besok pagi melanjutkan kebersihan sebentar, baru jam 9 pagi langsung KBM,” tuturnya.
Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdikbud Batang, Sumanto mengatakan, banjir kali ini merupakan yang terburuk karena hampir semua ruangan terendam.
“Bisa dilihat sendiri, KBM lumpuh total. Sementara kita butuh waktu beberapa hari untuk mengembalikan kondisi sekolah ini ke kondisi ideal, tapi tidak perlu khawatir dalam tiga hari ke depan KBM sudah normal lagi,” tegas Sumanto.
Diungkapkan Sumanto, meski ada sebagian ruangan yang tidak terendam, namun sebagian besar ruangan lain justru tergenang.
“Langkah yang paling tepat ya ruangan-ruangan itu harus ditinggikan lantainya. Karena kalau direlokasi pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit,” jelasnya.
Infrastruktur lain seperti buku yang terendam banjir, sebagian besar adalah buku kurikulum 13 yang sudah tidak terpakai.
Ia mengapresiasi proses pembersihan ruangan cukup cepat berkat dibantu oleh tim BPBD, Damkar dan Pudam Sendang Kamulyan. Selain SMPN 9 Batang, lembaga pendidikan yang sempat terendam banjir yakni SMPN 2 Tulis.
“Di sana disebabkan tembok sekolah jebol. Tapi tidak terlalu terdampak karena air langsung surut, sehingga hari ini KBM dilakukan 100 persen,” tandasnya. (eko/redaksi)