Magelang, Infojateng.id – Nurul Qorib, seorang pekerja perbaikan jalan provinsi Balai Pengelolaan Jalan (BPJ) wilayah Magelang, tampak sibuk di ruas Salaman – Magelang.
Pria asal Dusun Jurang, Desa Salak, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, ini tengah menyelesaikan perbaikan jalan di depan Pasar Tempuran, Kabupaten Magelang.
Teriknya matahari tak menyurutkan semangatnya bersama tim, untuk menambal jalan berlubang. Di jalan provinsi, ruas tersebut menjadi satu di antara titik yang menjadi tanggung jawabnya.
Bagi pria 40 tahun ini, memperbaiki jalan sampai tidak berlubang, adalah kepuasan tersendiri, meski kadang harus pulang larut sekalipun.
Suasana kondusif dan rekan kerja yang nyaman di kalangan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPUBMCK) Provinsi Jateng, membuatnya bertahan hingga hampir 17 tahun.
Dia merupakan anggota kelompok masyarakat (pokmas) BPJ wilayah Magelang, yang di antara tugasnya ikut menangani perbaikan jalan.
“Saya bekerja sudah hampir 17 tahun. Dan, Alhamdulillah, selama 17 tahun bekerja di BPJ Magelang, saya merasa nyaman dibandingkan bekerja yang lalu,” ungkap Mas Ul, sapaanya, Jumat (17/3/2023).
Selama bekerja menangani jalan provinsi, dia bisa mendapatkan kesejahteraan yang layak. Sehingga, bisa mencukupi kebutuhan keluarga, termasuk membiayai sekolah anak semata wayangnya.
“Terima kasih banyak sudah diperkenakan bekerja di BPJ Magelang. Sekali lagi terima kasih Pak Gubernur. Semoga sehat selalu, semangat. Semoga selalu sehat dan jaya,” ujarnya.
Mas UI mengungkapkan, sukanya bekerja sebagai tenaga penanganan jalan, di antaranya yaitu suasana kekeluargaan antarsesama. Sehingga membuatnya bisa bertahan sampai 17 tahun.
Selain itu, gaji yang diterimanya juga sesuai nilai UMK di Magelang serta fasilitas BPJS.
“Manfaatnya (BPJS) bisa membantu mengurangi biaya kalau ada musibah. Kita harapkan semoga jangan ada yang kena musibah,” ucapnya.
Ia membeberkan, dukanya selama bekerja yaitu harus siap pulang malam menangani infrastruktur bila terjadi peristiwa bencana.
Tidak hanya itu, saat bekerja menangani perbaikan jalan juga harus menghadapi risiko. Seperti halnya, harus hati-hati bila ada pengguna jalan yang membandel saat perbaikan jalan.
“Pernah hampir celaka. Ceritanya, pengendara kan ada yang kurang hati-hati, dikasih rambu tapi ada yang nyelonong saja,” cerita dia.
Dari itu semua, kata Mas Ul, ada satu perasaan yang membuatnya merasa puas. Yaitu bila masyarakat pengguna jalan puas, karena jalan yang rusak sudah selesai diperbaiki.
“Senang bisa membantu orang lain, bisa bikin pengguna jalan jadi nyaman,” ungkapnya. (eko/redaksi)