Batang, Infojateng.id – Pengunjung Skansa Fair dibuat takjub oleh tari Gambyong Pareanom yang ditarikan oleh kedua siswi kelas X dan XI SMKN 1 Batang, Marita dan Aska.
Menariknya, tari yang dipersembahkan khusus dalam penyambutan tamu itu, juga ditarikan oleh Kasi SMK Cabang Dinas 13, Nuniek Mustikaningtyas Runtuweni, yang memang sejak kecil telah piawai dan menekuni tari tradisional.
Kemampuan yang didapat sejak usai 3 tahun itu membuat ia sangat respons begitu mendengar gending Jawa ditabuh.
“Sejak kecil, bapak saya mengundang guru tari ke rumah, dan dilanjutkan sampai SMP dan SMA, hingga tiap ada Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) pasti ikut, jadi kalau lihat anak-anak menari rasanya juga pingin nari,” kata Nuniek, usai meninjau stan beberapa kampus di even Skansa Fair yang digelar 20-21 Maret, SMKN 1 Batang, Kabupaten Batang, Senin (20/3/2023).
Ia mengapresiasi semangat anak-anak menarikan tari tradisional, karena bentuk pelestarian budaya, sehingga tidak mudah hilang.
“Kita harus menjadi contoh buat anak-anak, bahwa pelestarian seni budaya tradisional itu penting, lalu ditularkan ke keluarga dan masyarakat, supaya tertanam cinta tanah air,” tuturnya.
Menyaksikan tari Babalu yang dipersembahkan para siswi SMK, ia merasa bangga karena generasi muda Batang punya keinginan kuat untuk menarikan tari khas Batang.
“Setiap daerah pasti punya tari khas, dan itu wajib dikuasai oleh anak didik, sehingga budaya lokal akan tetap lestari,” tegasnya.
Salah satu siswi penari Gambyong Pareanom Marita menyampaikan, sebuah kebanggaan tersendiri dapat tampil bersama Kasi SMK Cabdin 13, karena sebelumnya telah mengetahui kalau beliau memiliki keterampilan khusus dalam seni tari tradisional.
“Kami sudah tahu kalau ada persembahan spesial dan akan berkolaborasi dengan beliau. Yang jelas kami senang sekali bisa tampil bersama di hadapan tamu undangan,” ucapnya.
Sebelumnya ia bersama rekannya Aska telah sering manarikan tari Gambyong Pareanom di sejumlah even seremonial, seperti pada peresmian Polsubsektor Kandeman dan lainnya.(eko/redaksi)