Sragen, Infojateng.id – Mudik Lebaran 2023, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya di Kabupaten Sragen.
Karenanya, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati meminta masyarakat agar mengajak saudaranya untuk berbelanja dan berwisata di kabupaten itu.
Hal tersebut disampaikannya saat memberikan arahan pada rangkaian Safari Ramadan Asar Keliling (Sharling) di Masjid Abdul Azis, Dukuh Driyan, Desa Gentan Banaran, Kecamatan Plupuh, Senin (3/4/2023).
Bupati Yuni mengungkapkan, dari rapat bersama Forkopimda se-Jawa Tengah yang diikuti kabupaten/ kota pada 31 Maret lalu, diperkirakan akan ada 1 juta kendaraan yang masuk Jawa Tengah, atau sekitar 4 juta orang pemudik.
Sebab, lanjut dia, saat ini sudah tidak ada lagi pembatasan. Jumlah yang meningkat empat kali lipat dari sebelumnya itu, diharapkan menjadi potensi besar dalam mendorong perekonomian warga.
Untuk itu, imbuhnya, persiapan menyambut arus mudik terus dilakukan. Termasuk, kesiapan objek wisata maupun pusat oleh-oleh. Masyarakat pun diharapkan ikut mempromosikan potensi di wilayahnya.
“Jika ingin wisata kuliner kita punya Pasa Bahulak, lalu ada wisata Gunung Kemukus, Pemandian air panas Bayanan, kalau ingin makan duren di Sukorejo Sambirejo, kemudian Museum Sangiran. Atau kalau mau mencari oleh-oleh kain batik juga ada di Plupuh dan Masaran. Supaya uangnya bisa berputar di Sragen,” jelas Yuni.
Tak hanya itu, kata Yuni, Sragen juga memiliki objek wisata yang belum banyak dikenal orang. Seperti, objek wisata renang Kun Gerit di wilayah Gemolong milik Bumdes Jatibatur, kemudian kolam renang di Kaliwedi Gondang, dan wisata Ndayu Park.
Kendati begitu, Ia mengingatkan warganya untuk lebih berhati-hati terhadap gangguan keamanan dan ketertiban mansyarakat (kamtimbmas), yang diprediksi meningkat hingga 40 persen pada April ini, termasuk kasus maraknya pencurian. Dia menunjuk contoh, tindak pidana ringan yang saat ini trennya sudah naik 90 persen.
“Berarti dengan kedatangan banyak orang juga akan menimbulkan permasalahan, sehingga kita harus menjaga diri. Yang tidak kalah penting, saya minta jangan bermain mercon seperti yang beberapa waktu lalu terjadi di Magelang.
“Ternyata di sana ada sebuah rumah yang memproduksi bahan mercon dan karena sesuatu hal meledak mengakibatkan 11 orang meninggal,” ungkapnya.
Dirinya mengimbau seluruh masyarakat agar waspada, dan tokoh masyarakat untuk saling mengawasi dan mengingatkan..
Dalam kesempatan itu bupati juga menyoroti maraknya perang sarung yang terjadi di sejumlah wilayah di luar Sragen. Di mana sarung diisi batu, untuk digunakan aksi saling lempar, bahkan bisa menimbulkan korban luka.
“Saya berharap, kejadian tersebut tidak terjadi di wilayah Sragen,” harapnya.
Ia menambahkan, dirinya meminta bapak ibu untuk mengawasi anak-anak kita. Untuk itu kita dilarang untuk ada pawai besar dan larangan untuk takbiran keliling. Dengan begitu meminimalkan gangguan kamtibmas.
“Ini saya tekankan dengan sungguh-sungguh, walaupun sudah tidak ada pembatasan masyarakat bisa tertib, dan hal-hal yang buruk tidak terjadi di Kabupaten Sragen,” tandasnya.(eko/redaksi)