PATI– Bupati Pati Haryanto mengungkapkan alasan pemilihan hotel Safin sebagai tempat untuk melakukan karantina warga terduga terpapar virus corona (covid-19). Hal itu disampaikan saat rapat bersama jajaran anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pati.
1. Diperuntukan bagi warga yang kesulitan isolasi/karantina mandiri
Sementara untuk karantina di Hotel Safin, Bupati mengatakan, tempat itu diperuntukkan bagi warga yang kesulitan menjalani karantina mandiri di rumah. Kesulitan yang dimaksud, diantaranya ialah keresahan atau bahkan penolakan dari masyarakat.
“Seperti warga yang baru pulang dari luar negeri agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat mereka akan dikarantina, misalnya seperti yang dari Malaysia, Taiwan langsung kita bawa ke Safin,” tutur Bupati.
2. Pembuatan tempat karantina memakan biaya besar
Bupati juga menjelaskan alasan penggunaan Hotel Safin sebagai tempat karantina. Menurutnya, jika Pemkab membuat tempat karantina sendiri, biayanya akan jauh lebih besar.
“Dan membutuhkan langkah cepat untuk menyediakan tempat karantina demi meminimalkan penularan Covid-19,” ujarnya
3.Diperuntukkan orang yang mendapat Rekomendasi Pemkab
Namun demikian, tidak semua orang bisa menjalanai karantina di Hotel Safin. Hanya orang-orang yang mendapatkan rekomendasi dari Pemkab Pati, yang bisa menjalani isolasi mandiri di tempat tersebut.
4. Dianggarkan APBD Rp 3 juta Per Orang
Haryanto mengatakan memang ada anggaran yang ditanggung oleh Pemkab. Setiap orang yang menjalani karantina di Hotel Safin selama 14 hari, dianggarkan sebanyak Rp 3 juta.
“Jadi Pak Safin itu bukan menarik. Biaya itu dipakai untuk makan tiga kali sehari, minum, kebutuhan air bersih dan jasa cuci pakaian selama 14 hari. Kalau dihitung sewanya nggak cucuk (tidak sepadan). Ini ada nilai sosialnya,” jelas Haryanto.(WR7/IJL)