Batang, infojateng.id – Usai digelarnya diskusi mendalam demi membedah jejak sejarah Kabupaten Batang, di masa pemerintahan Kesultanan Mataram, Sultan Agung Hanyokrokusumo, Yayasan Nusahada melakukan penelusuran dengan menemui Gusti Bendara Pangeran Haryo (GBPH) Yudhaningrat.
GBPH Yudhaningrat menyampaikan, pihak Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat memberikan akses bagi Pemkab Batang untuk mendapatkan kepastian hari jadinya secara akademis, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara moral maupun kualitas.
“Kami akan bantu apa yang bisa bermanfaat di sana. Rakyat Batang apakah menghendaki hari lahir yang sesuai era Sultan Agung atau awal berdirinya Batang, kami mengikuti,” kata adik dari Sri Sultan Hamengkubuwana X itu, saat ditemui di kediamannya, Dalem Yudhanegaran, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (3/6/2023).
Dalam arahannya, Gusti Yudha, sapaannya, mengimbau seluruh elemen masyarakat Batang memiliki pandangan yang sama, sehingga saat nanti menemukan tanggal pasti kelahiran Kabupaten Batang, semuanya nyaman dan tidak melanggar hukum.
“Semoga setelah ditemukannya hari lahir Kabupaten Batang itu, jadi lebih aman, masyarakatnya tambah sejahtera dan Bupati beserta wakil rakyatnya mau melaksanakan amanat penderitaan rakyat, sehingga makin makmur,” harapnya.
Sementara itu Ketua Dewan Pembina Yayasan Nusahada Desa Mulia, Sodikin mengharapkan ada titik terang untuk melengkapi data dalam proses pengulikan kembali sejarah Kabupaten Batang.
“Keraton Yogyakarta dipilih karena di beberapa literatur peta, Batang itu masuk di kewilayahan Kesultanan Yogyakarta setelah Perjanjian Giyanti. Jadi diyakini di sini banyak sumber yang bisa digali,” ungkapnya.
Ia bersama akademisi siap membantu dengan melacak keberadaan arsip, baik di dalam Keraton maupun Kota Leiden Belanda.
“Salah satunya akan menemui Prof. Sri Margana, akademisi dari UGM, karena membidangi sejarah Yogyakarta dan Jawa, sehingga datanya akurat,” tandasnya. (eko/redaksi)