Grobogan, infojateng.id – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengecek hasil perbaikan jalan di ruas Gadoh-Gunungtumpeng, tepatnya di perbatasan Kabupaten Grobogan-Kabupaten Boyolali.
Perbaikan ruas jalan tersebut merupakan hasil kolaborasi dari bantuan Pemprov Jateng dan Pemkab Grobogan.
“Saya berhenti persis di tengah perbatasan jalan. Jadi kaki kanan saya ini berada di jalan bantuan keuangan dari provinsi, di sebelah kiri saya ini adalah jalan yang dibiayai oleh Pemkab Grobogan,” kata Ganjar di lokasi, Kamis (15/6/2023).
Saat berada di lokasi, masyarakat setempat tampak antusias menyambut kedatangan Ganjar Pranowo. Ganjar pun mengajak masyarakat berdialog terkait kondisi jalan sebelum diperbaiki dan setelah diperbaiki.
“Alhamdulillah jalannya bagus. Tadi saya tanya ke warga sebelumnya bagaimana, katanya lumayan hancur. Nah ini bantuan yang coba kami dorong, kemudian ruas jalan ini tuntas,” jelasnya.
Bantuan dari Pemprov Jateng untuk memperbaiki ruas jalan Gadoh-Gunungtumpeng senilai Rp 2,8 miliar.
Perbaikan di ruas jalan tersebut, melanjutkan pekerjaan perbaikan jalan yang sebelumnya sudah digarap menggunakan APBD Kabupaten Grobogan.
“Sekarang dari kesadaran Pemkab, kami melihat kesungguhan dari Bu Sri Sumarni (Bupati Grobogan) dalam membangun daerahnya. Dua periode, beliau berani pinjam bank untuk membangun infrastruktur,” terangnya.
Pada periode pertama, Bupati Grobogan Sri Sumarni meminjam ke bank senilai Rp 200 miliar untuk membangun infrastruktur. Periode kedua, ia meminjam sekitar Rp 115 miliar untuk membangun daerahnya.
Menurut Ganjar, konsep itu sebagai bentuk terobosan, meskipun ada konsep lain seperti obligasi daerah.
“Sebenarnya ada konsep lain seperti municipal bond atau obligasi daerah tetapi itu belum ada yang tertarik di Indonesia ini. Sekarang Bu Sri pinjam bank. Maka dengan kesungguhan itu, kami juga merasa atau melihat Bupati Grobogan sangat serius, dan ini yang sekarang kita bantu,” ujarnya.
Akhirnya, dengan bantuan dari Pemprov Jateng dan kesiapan anggaran dari Pemkab Grobogan perbaikan jalan bisa diselesaikan. Ganjar memahami kapasitas daerah terbatas.
Oleh sebab itu, dia mengapresiasi Sri Sumarni yang memiliki kesungguhan, dengan meminjam ke bank. Apalagi, tersebut dibayar menggunakan anggaran dari APBD.
“Ini cara menerobos sehingga tidak ada alasan, kita anggarannya terbatas. Itu soal skala prioritas dan bagaimana cara kreatifnya sehingga kalau kita cicil selama lima tahun, masyarakat menikmatinya di depan. Kemudian anggaran tinggal semacam dicicil saja. Ini cara yang menurut saya bagus dan masyarakat sangat senang melihat infrastrukturnya oke,” pungkasnya. (eko/redaksi)