Pemalang, infojateng.id – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengecek pembangunan dan distribusi sistem penyediaan air minum (SPAM) di Desa Gendowang, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, Selasa (4/7/2023).
Bantuan berupa sistem air bersih itu merupakan intervensi Pemprov Jateng dalam upaya penanganan kemiskinan ekstrem di desa tersebut.
“Kami mau kejar kebutuhan air bersih di setiap desa. Kalau di desa kadesnya bisa aktif seperti beliau, bisa menemukan ini lho warga saya yang kurang air bersih, ini lho ada sumber air bersih. Maka kemudian, bagaimana cara kami membuat sumber air bisa diutilisasi sehingga bisa didistribusikan,” kata Ganjar usai meninjau bantuan air bersih di rumah warga dan SPAM di Desa Gendowang.
Ganjar menjelaskan, bantuan air bersih merupakan bentuk intervensi dalam penanganan kemiskinan ekstrem. Beban pengeluaran warga miskin untuk air bersih dapat dikurangi dengan adanya bantuan air bersih. Sebab, kebutuhan air bersih sudah terpenuhi.
“Selama ini ngangsu, kalau kemarau beli. Kalau pemerintah memberikan air bersih maka pengeluaran untuk air terkurangi. Dua, kalau air bersihnya betul-betul bisa mencukupi kebutuhan keluarga, insyallah dari sisi kesehatan akan terbantu,” jelasnya.
Artinya, lanjut Ganjar, ketika kebutuhan air bersih itu terpenuhi maka indikator kebutuhan dasar bagi warga yang masuk kategori miskin pelan-pelan diperbaiki. Tentu saja di luar itu masih ada intervensi lain seperti perbaikan alas, lantai, dinding, jamban, listrik, dan lainnya.
“Cari juga yang mohon maaf disabilitas, cari mereka yang usia produktif, usia sekolah tapi dia tidak sekolah atau usia produktif tidak bekerja. Kita latih sehingga mereka bisa menjadi tulang punggung. Kalau satu saja bisa membantu keluarganya, maka indikator-indikator kemiskinannya bisa cepat teratasi,” lanjutnya.
Adapun pembangunan SPAM di Desa Gendowang menelan biaya senilai Rp 371.722.000 yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah. Kapasitas dari reservoir SPAM Gendowang itu setidaknya cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih atau air minum untuk 200 rumah atau KK.
“Kapasitasnya bisa sampai 200, tapi masih ada satu pedukuhan yang belum. Saya suruh cari sumber mata airnya, kami buatkan. Tidak terlalu mahal ini 300 jutaan ternyata terjadi dan itu menjadi air bersih. Apalagi sekarang jelang musim kemarau, maka mesti cepat-cepat,” papar Gubernur dua periode itu.
Ganjar juga mengingatkan agar sumber mata air terus dijaga. Jika perlu dibuatkan Peraturan Desa (Perdes) untuk konservasi, tidak boleh dirusak, dan jika perlu menambah tanaman yang mampu mengkonservasi sumber mata air.
Selain itu kepala desa diminta untuk menyiapkan anggaran untuk konservasi sumber mata air di desanya. Anggaran itu bisa berasal dari dana desa atau bantuan keuangan dari provinsi atau kabupaten/kota. Pemprov juga siap memfasilitasi apabila ada desa yang akan memanfaatkan sumber mata air untuk kebutuhan masyarakat.
“Yang penting cepat cari sumber mata air untuk bisa didistribusikan ke warga-warga sehingga jaminan air bersihnya bisa terpenuhi, karena ini nanti urusannya kesehatan juga. Saya terima kasih banyak yang bisa serius mencari, mengkonservasi, mendistribusikan, mengedukasi masyarakat sehingga ini jadi bermanfaat,” katanya.
Saropah, seorang penerima bantuan air bersih di Desa Gendowang, mengaku sangat senang dengan bantuan air bersih yang diberikan Ganjar Pranowo. Itu sangat membantu untuk kebutuhan air bersih.
“Alhamdulillah, terima kasih sekali bersih airnya. Sebelumnya pakai selang biasa tapi kurang bersih airnya. Sekarang bersih airnya. Digunakan untuk masak, minum, mandi,” ujarnya. (eko/redaksi)