Batang, Infojateng.id – Dalam upaya memberikan ruang kerja bagi masyarakat Kabupaten Batang bekebutuhan khusus yakni disabilitas, Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Batang menggelar pelatihan operator komputer sistem untuk disabilitas dengan anggaran APBN di Gedung SKB Subah, Kabupaten Batang, Senin (10/7/2023).
Pelatihan ini digelar selama satu bulan dimulai pada tanggal 6 Juli 2023 dengan jumlah peserta ada 16 orang.
Kepala BLK Batang Elisiyatun Muslimah mengatakan, bahwa pelatihan operator komputer ini khusus pesertanya disabilitas semua, karena dari Kemnaker RI mewajibkan harus ada pelatihan kerja bagi disabilitas.
“Peraturan berlaku tahun ini, mengingat yang dulunya pelatihan kerja bagi disabilitas tugasnya Dinas Sosial, maka sekarang diambil alih Disnaker. Dinas Sosial hanya memberikan bantuan saja bukan pelatihan lagi,” jelas Elisiyatun.
Elisiyatun menambahkan, sesuai peraturan Pemkab Batang, tahun ini perusahaan yang ada di Kabupaten Batang wajib 2% menerima tenaga kerja yang disabilitas.
“Tujuannya untuk memberikan ruang kerja bagi penyandang disabilitas, sehingga mempunyai hak yang sama dalam bekerja,” terangnya.
Hal ini didukung adanya MoU Disnaker Batang dengan perusahan Batang Apparel, Java Wood, Wanho, Sukorintex, dan Sengon Indah Mas yang mewajibkan perusahaan ini harus ada tenaga kerja yang disabilitas.
“Mudah-mudahan ke depan harus ada lagi perusahaan yang mewajibkan perusahaannya ada tenaga kerja yang disabilitas,” ujarnya.
Panitia SKB Subah Novi Hardianto mengatakan, diadakannya pelatihan operator komputer bagi disabilitas ini sebagai bentuk menyamakan peluang kerja dengan masyarakat normal.
“Peserta pelatihan yang disabilitas ada dari Sahabat Disabilitas Batang, Olympic Batang, dan SLB Batang yang berjumlah 16 orang,” beber Novi.
Dirinya memilih pelatihan operator komputer melihat teman-teman disabilitas yang tidak memerlukan aktivitas yang banyak serta pada perusahaan posisi operator komputer banyak dibutuhkan.
“Perusahaan apapun pasti memerlukan operator computer, dengan hal ini kesempatan besar bagi disabilitas bisa masuk,” tuturnya.
Apalagi, lanjut dia, keterbatasan mereka dengan mobilitasnya akan sangat mempengaruhi kinerjanya jika ditempatkan ke yang lainnya.
“Banyak disabilitas yang mengikuti pelatihan ini, meliputi disabilitas yang kaki dan tangan cacat, disabilitas kurang pendengaran, dan disabilitas tuna grahita tapi hanya sedikit saja,” katanya.
Novi brrharap, semoga pelatihan kerja ini membuat mereka semangat untuk bekerja dan memberikan kesempatan yang sama dengan lainnya. (eko/redaksi)