PATI– Bupati Haryanto menyerahkan bantuan kepada guru TPQ, madrasah diniyah, sekolah Minggu dan pengelola pondok pesantren Kamis (15/4). Bupati menjelaskan program bantuan ini hampir terkena refokusing.
Dimana semua anggaran ditarik kembali oleh pemerintah pusat. Minimal 35% paling tidak mencapai 223 miliar anggaran itu ditarik kesana.
“Jadi betapa berat di daerah ini nanti kalau ada perbaikan dan hal-hal yang tidak teratasi itu bukan berarti tidak diperhatikan. Namun memang tahun ini semua di SKPD mengurangi anggaran. Hanya tertentu yang kita gunakan,” jelasnya.
Bupati bersyukur bantuan untuk takmir yang mencapai Rp 5,2 Miliar bisa terlaksana walaupun secara bertahap. Bahkan untuk bantuan bagi guru TPQ dan lainnya lebih banyak lagi yaitu Rp. 12.433.000.000 .
“Karena saya naikkan yang semula 750 ribu saya naikkan menjadi 900 ribu. Sedangkan untu pondok pesantren dari 1 juta menjadi 2 juta,” terangnya.
Bupati menjelaskan bantuan semacam ini merupakan wujud perhatian kepala daerah bagi guru TPQ atau guru agama yang berjasa membina masyarakat dan umat.
“Program-program saya sudah ditiru oleh daerah- daerah lain, dulu pernah dicemooh dikira unsur politik. Namun bukan itu tujuannya,” tutur Bupati.
Haryanto berpesan agar bantuan ini segera didistribusikan sebelum hari raya. Ia juga mengatakan tidak bisa menjadwalkan tarawih keliling mengingat ada edaran dari pusat tentang larangan tarawih di masjid.
“Mari bersama-sama untuk menjaga kondusivitas dengan protokol kesehatan. Saya minta tolong karena punya jamaah disarankan tetep menggunakan masker saat beribadah,” imbuhnya.
Bupati juga mengimbau agar para tenaga pendidik agama ikut berpartisipasi meringankan beban warga terdampak Covid-19.
“Kemudian saat ini dengan keprihatinan kita ini tetapi bisa memberikan sesuatu dengan dari nilai kecil itu bentuk perhatian kita,” pungkasnya. (WR7/IJL)