Batang, Infojateng.id – Perkembangan Kabupaten Batang akan menjadi Kota Industri seiring pertumbuhan ekonomi di Wilayah Kabupaten Batang.
Hal ini terlihat dari menjamurnya tempat ngopi atau kafe di Pantai Sigandu Batang.
Bahkan kafe kini menjelma menjadi rumah kedua bagi anak muda, mereka lebih nyaman menghabiskan waktu atau mengerjakan tugas di kafe.
Meski berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi, disisi lain fenomena ini ternyata menimbulkan permasalahan penumpukan sampah.
Berbagai sampah kafe mulai dari bekas minuman plastik, kotak susu, plastik air mineral, kaleng kental manis, bungkus mi instan, hingga botol beling sirup menambah deretan sampah anorganik di sepanjang wilayah Pantai Batang.
“Saat ini sampah yang ada di Pantai Sigandu semakin meningkat, bahkan terjadi penumpukan dibeberapa sampah di tanah kosong,” kata Kepala DInas Lingkungan Hidup (DLH) Batang Akhmad Handy Hakim saat ditemui usai penanaman cemara laut di Pantai Sigandu Batang, Kabupaten Batang, Rabu (26/7/2023).
Terkait dengan sampah di sepanjang jalan Pantai Sigandu pihaknya sudah memasang peringatan “jangan membuang sampah sembarangan”.
Tindakan membuang sampah di sepanjang jalan Pantai Sigandu sangat disayangkan, karena area ini adalah tempat wisata yang pastinya banyak dikunjungi wisatawan dari luar Batang bukan hanya wisatawan lokal saja.
“Saya mengimbau bagi para pelaku usaha kafe untuk dapat mengelola sampah yang dihasilkannya seperti bekas minuman plastik, kotak susu, plastik air mineral, kaleng kental manis, bungkus mi instan, hingga botol beling sirup,” tegasnya.
Hal ini sudah diatur dalam Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup Nomor 4 Tahun 2021 bahwa pelaku usaha wajib mengelola sampah ditempat usahanya.
Ia juga menjelaskan, jika sampah yang dihasilkan organik maka dapat diolah di DLH Batang, namun jika sampah yang anorganik bisa dikelola sendiri dengan cara kerjasama dengan pihak desa. Yang terpenting tidak dibuang sembarangan di sepanjang jalan Pantai Sigandu di tanah masih kosong.
“Sampah yang dibuang sembarangan akan mengganggu keindahan wisata dan mengakibatkan bau tidak sedap,” tandasnya. (eko/redaksi)