Jepara, Infojateng.id – Seseorang yang telah lulus dari pendidikan Satuan Pemangaman (Satpam), tak lagi berstatus sebagai warga biasa. Mereka harus menjadi tameng jika ada provokasi.
Hal tersebut dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko saat memberi motivasi kepada hampir 100 orang yang baru saja dinyatakan lulus Diklat Satpam Gada Pratama oleh Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah.
Upacara penutupan pendidikan itu, dilangsungkan di Gedung Haji Jepara pada Jumat (28/7/2023), oleh Kepala Subdirektorat Pembinaan Satpam/Polisi Khusus (Kasubditbinsatpam/Polsus) Direktorat Pembinaan Masyarakat (Ditbinmas) Polda Jateng, AKBP Anita Indah Setyaningrum.
“Anda memiliki kompetensi pengamanan. Harus menjadi teladan masyarakat menghadapi provokasi. Jangan justru sebaliknya, bisa diprovokasi oleh lembaga yang tidak berkompeten,” kata Edy Sujatmiko.
Dia menekankan, lulus pendidikan Satpam bukan merupakan sebuah akhir, tapi awal ditempa di lapangan. Mereka diminta menjaga hasil Latihan dengan menJunjug tinggi NKRI, Pancasila, dan UUD 1945.
Selain itu, mereka juga diminta menjaga persatuan, apalagi menjelang Pemilu dan Pilkada tahun 2024, yang membutuhkan penegakan ketertiban bersama.
Sebelumnya, saat menjadi Inspektur Upacara penutupan, AKBP Anita Indah Setyaningrum menyebut Satpam merupakan representasi kehadiran Polri di lapangan. Mereka diminta senantiasa menjaga kode etik serta keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Jaga nama baik BUJP (badan usaha jasa pengamanan). Jika ada satu Satpam melakukan pelanggaran, BUJP-nya yang akan saya tanyakan. Jaga kamtibmas di mana pun tempat tugas kalian,” kata AKBP Anita.
Ia menekankan, para Satpam agar mampu melakukan pencegahan dan deteksi dini tindak pidana di mana pun tempat tugasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Anita dan Edy Sujatmiko juga menyerahkan penghargaan untuk sejumlah satpam berprestasi selama mengikuti pendidikan oleh BUJP PT Garda Total Security tersebut.
Sementara itu Pinpinan Garda Total Security Jepara Karbolah mengatakan, terdapat 93 perserta pelatihan, semua dinyatakan lulus dalam pelatihan pola 140 jam pelajaran.
Mereka berasal dari Jepara, Kediri, Kudus, pati, Demak, hingga Palembang. Seluruh materi pelatihan diberikan di Jepara setara 9 hari.
“Selanjutnya, mereka siap ditempatkan di seluruh Indonesia,” kata Karbolah. (eko/redaksi)