Kota Pekalongan, Infojateng.id – Siapa bilang minyak jelantah atau minyak bekas tidak bisa dimanfaatkan kembali.
Penggiat lingkungan bank sampah Gedawang Asri, Sri Heniwati mengedukasi pengelola bank sampah kelurahan Kota Pekalongan bagaimana mengolah minyak jelantah menjadi aroma terapi yang cantik dan harum.
Gagasan ini muncul karena banyaknya minyak jelantah yang dihasilkan rumah tangga setiap harinya yang masih sering dibuang begitu saja di sembarang tempat. Seperti menuangkannya di got atau membuang di tanah.
Cara pembuangan minyak jelantah seperti inilah yang mengakibatkan berbagai masalah kerusakan lingkungan diantaranya bisa mencemari sungai, hilangnya kadar nutrisi tanah dan menyumbat saluran pembuangan.
“Pengolahan minyak jelantah tidak memerlukan biaya yang tinggi sehingga mudah untuk diterapkan, kami juga mencoba mendaur ulang minyak bekas dengan memadukan dengan bahan alami yang bisa dengan mudah ditemukan di lingkungan sekitar,” ujar Sri Heniwati saat mengisi pelatihan di aula PKK Kota Pekalongan.
Sri menyebutkan bahan yang dibutuhkan antara lain parafin, stearin dengan perbandingan 1:1 dan minyak jelantah sebanyak 150-200 mililiter.
“Stearin dan parafin dilelehkan dahulu nanti baru ditambah minyak jelantah, kemudian untuk pewarnaannya ditambah dengan crayon karena sama-sama berbahan dasar lilin jadi warna bisa tercampur, kalau pewarna makanan warnanya akan menggumpal tidak bisa tercampur rata, lalu kita cetak sesuai dan diberi sumbu untuk menyalakan lilin itu, tidak lupa campurkan dengan aroma alami seperti dari kulit jeruk, daun jeruk atau cengkeh,” paparnya.
Ia mengatakan, dengan menggunakan aroma dari bahan alami memang ketahanannya tidak lama, namun setidaknya bisa memanfaatkan bahan yang tersedia di lingkungan kita.
Ia berharap setelah memberikan kepada masyarakat lebih luas, aromaterapi dari minyak jelantah bisa diproduksi lebih banyak.
“Sehingga mampu menambah nilai ekonomi di keluarga,” ucapnya. (eko/redaksi)