Batang, infojateng.id – Para penggali sejarah Kabupaten Batang makin menemukan kejelasan tentang langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menemukan komponen primer, sehingga sejarah leluhur Batang terkuak.
Langkah lanjutan yang akan dilakukan yakni dengan mengundang ahli sejarah dari Universitas Gajah Mada (UGM) Profesor Sri Margono, untuk membimbing menemukan bukti-bukti fisik yang diperlukan.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Nusahada Desa Mulia Sodikin mengatakan, rencana menghadirkan Profesor Margono merupakan suatu itikad baik untuk membantu masyarakat dan penggali sejarah Batang mengetahui sejarah Batang secara lebih lengkap.
“Sebelum kehadirannya di publik, Profesor Margono perlu melakukan riset-riset awal, agar bisa memberikan masukan kepada kita, untuk menelusuri sejarah Batang,” kata Sodikin, usai menggelar perbincangan, di Kotabaru Yogyakarta, Sabtu (12/8/2023).
Sementara itu Margono menyampaikan, upaya paling dekat, dapat menggali bukti-bukti fisik sejarah Batang yang tersimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
“Kami bisa berkunjung langsung untuk menelusurinya. Bisa juga menggali bukti secara digital terutama untuk bukti-bukti yang ada di Nationaal Archief (NA) Belanda, karena alamat website dan metode pencariannya sudah ditunjukkan,” jelas Margono.
Dipastikan arsip-arsip terkait Kabupaten Batang hingga nama-nama Adipati/Bupati yang diangkat oleh pihak VOC pada tahun 1743, masih tersimpan rapi.
Di sisi lain, lanjut dia, tahun 1614 Batang berada di bawah kepemimpinan Sultan Agung Hanyokrokusumo dan belum diserahkan ke VOC. Meski VOC telah lama bercokol di Indonesia, namun belum menganeksasi wilayah di Pantura, khususnya Batang.
“Yang jelas dalam Babad Sultan Agung, dijelaskan tentang Ratu Batang, Pangeran Mandurorejo dan sebagainya. Itu tetap kami kembangkan untuk mendapatkan sumber-sumber resmi lainnya terkait berdirinya Kabupaten Batang,” terangnya.
Harapannya, kehadiran Profesor Margono dengan hasil riset-risetnya nanti, akan mampu mendorong Pemkab menetapkan bahwa Batang telah berdiri sejak era Pemerintahan Kerajaan Mataram Islam di bawah Sultan Agung Hanyokrokusumo.
“Hasil riset ini nantinya juga sangat bermanfaat dalam dunia pendidikan. Buku itu akan memuat segala berbagai era, termasuk Batang di era Sultan Agung yang lengkap, sehingga bisa menjadi pendidikan muatan lokal di sekolah,” tegasnya.
Profesor Sri Margono menyambut baik rencana digelarnya diskusi publik untuk membedah sejarah Kabupaten Batang.
“Senang sekali kalau nanti saya diundang teman-teman Batang untuk berdiskusi. Saya akan mulai melakukan riset awal, sumber-sumber apa saja yang bisa dieksplorasi untuk memperkaya dalam penulisan sejarah Batang,” tandasnya.(eko/redaksi)