Brebes, infojateng.id – Gubernur Ganjar Pranowo menyampaikan pelurusan sejarah Provinsi Jawa Tengah, pada upacara Hari Jadi ke-78 provinsi setempat, di Brebes, Sabtu (19/8/2023).
Ganjar menyebut, Hari Jadi Provinsi Jateng kini diperingati tiap tanggal 19 Agustus, dari yang sebelumnya tanggal 15 Agustus.
Ganjar menyatakan, para pendahulu sudah mewanti-wanti, jika tidak ingin hilang dari sejarah, maka jangan pernah melupakan sejarah. Karena itu, ketika dia diberi amanah di Jawa Tengah, pihaknya mencoba menelusuri sejarahnya.
“Akhirnya ketemulah bahwa sejarah Jawa Tengah dimulai dari kepemimpinan Raden Panji Suroso Condronegoro. Beliau adalah gubernur pertama kita, yang dilantik pada 19 Agustus 1945,” kata Ganjar dalam pembacaan amanatnya.
Maka Pemprov Jateng mengusulkan perubahan hari lahir Jawa Tengah dari yang selama ini 15 Agustus 1950 menjadi 19 Agustus 1945.
Upaya pelurusan sejarah ini telah disetujui DPR RI melalui UU Nomor 11 Tahun 2023 Pasal 2. Maka jadilah hari ini, memperingati Hari Ulang Tahun ke 78 Provinsi Jawa Tengah.
Dengan pengungkapan sejarah itu, kata Ganjar, semoga bisa menambah kebanggaan sebagai wong Jawa Tengah. Ganjar merasa bangga telah menjadi bagian dari Jawa Tengah.
Menurut Ganjar, itu jadi sebuah kehormatan baginya telah turut terlibat dalam perkembangan Jateng, menyaksikan segala pertumbuhannya, menyaksikan semangat gigih masyarakat.
“Penghormatan kepada panjenengan itu harus saya sampaikan. Karena pada masa-masa awal menjabat dulu, banyak sekali yang menilai saya dan panjenengan semua tidak akan pernah membuat Jawa Tengah maju dan berkembang. Tapi kita tidak ciut. Kita tidak gentar,” lanjutnya.
Penilaian buruk itu justru memicu adrenalin semua bekerja super keras. Pihaknya menggarap semua sektor. Dibangun infrastruktur, kembangkan UMKM, berantas korupsi dan pungli di pelayanan publik.
Ganjar menuturkan, penurunan kemiskinan dan membangun sumber daya manusia yang lebih berkualitas pun dilakukan. Niatnya yaitu menaikkan harkat dan martabat Jawa Tengah.
Akhirnya, berkat kerja keras semua, saat ini Jawa Tengah banyak dijadikan role model pembangunan nasional di berbagai sektor.
Saat ini, kata Ganjar, banyak juga yang bisa melihat, yang kagum pada perkembangan serta kerukunan yang ada di Jawa Tengah. Kebersamaan dan kerukunan yang dirawat juga terbukti ampuh dalam melewati ujian pandemi.
Masa dua tahun itu bahkan meruntuhkan sebagian tatanan yang sudah dikerjakan sejak tahun 2013. Termasuk juga, kemiskinan yang pada tahun 2019 hampir menyentuh angka satu digit, kembali bergerak naik. Angka kemiskinan Jateng hampir sama dengan sebelum pandemi.
Pertumbuhan ekonomi yang dulu diproyeksikan mencapai 7 persen, harus drop akibat pandemi hingga minus 2,65 tapi kini sudah bisa bangkit. Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah kini bahkan melampaui Nasional sebesar 5,23 persen.
Ganjar mengatakan, Pemprov Jateng patut bersyukur karena berbagai upaya yang dilakukan, termasuk reformasi birokrasi Jawa Tengah dinilai memiliki pencapaian terbaik.
Ganjar yakin ujung dari reformasi birokrasi adalah memberikan pelayanan yang mudah dan cepat bagi masyarakat.
Ia meminta berbagai pihak untuk menjaga integritas dan tidak ada aksi pungli dalam pelayanan publik di Jateng. Semua itu bisa diwujudkan hanya jika mau membuka mata dan telinga lebar-lebar.
“Saya percaya, kesadaran ini telah bersemayam dalam ruang pengabdian di hati bapak-ibusemuanya. Maka, tak ada sedikitpun keraguan di hati saya. Bahwa seluruh kerja baik ini tidak akan luntur, bahkan saya yakin semakin baik selepas saya turun pada 5 September nanti sebagai gubernur,” ucapnya.
Karena, menurutnya, yang dibangun bukan sekadar ketaatan, apalagi ketakutan pada pimpinan. Melainkan sebuah pengabdian yang terejawantah menjadi sistem dan budaya yang kuat.
Meski harus disadari, di antara berbagai keberhasilan, ada hal-hal yang belum optimal.
“Kita harus berani mengakuinya sebagai bentuk tanggung jawab dan evaluasi. Bapak ibu, saudaraku sekalian; itulah hasil kerja panjenengan semua. Itulah hasil dari jerih payah semua warga Jawa Tengah, baik di pelosok desa maupun sudut-sudut kota,” tambahnya.
Ia mengucapkan terima kasih untuk seluruh warga, para Ketua RT dan RW, lurah dan kepala desa, para camat, para anggota dewan, bupati dan wali kota, TNI, Polri, kejaksaan dan seluruh Forkopimda.
“Juga tak lupa pada pelajar dan mahasiswa, teman-teman media, para tokoh dan aktivis, serta organisasi kemasyarakatan seluruhnya,” ucapnya.
Ganjar dalam kesempatan itu memberi applaus sekitar satu menit yang paling meriah untuk semua yang hadir. Karena telah bekerja tak kenal lelah. Termssuk untuk masyarakat, dan untuk Jawa Tengah.
“Selaku pribadi, saya ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada bapak, ibu dan saudara semua. Terimalah penghormatan saya yang setinggi-tingginya atas pengabdian, ketulusan, dan kerja keras panjenengan. Mohon maaf jika selama ini ada khilaf,” tutup Ganjar.
Dalam kesempatan itu, diberikan penghargaan kepada ASN terpilih berupa penganugerahan penghargaan tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya dari Presiden RI atas dedikasinya menerapkan ideologi Pancasila dan UUD 1945, pemberian bantuan RTLH, dan pemberian penghargaan lainnya.
Ganjar mengatakan, hari ini ulang tahun Jateng yang kali pertama diadakan di Brebes. Ada capaian yang telah diraih dan ada juga yang masih terus dilakukan. Termasuk dalam hal penanganan kemiskinan.
“Alhamdulillah data BPS, penurunannya (angka kemiskinan) penurunannya cukup drastis. Terima kasih banyak pihak swasta yang membantu,” kata Ganjar usai upacara. (eko/redaksi)