Oleh Dian Marta Wijayanti, M.Pd.
Mahasiswa S3 Manajemen Kependidikan Universitas Negeri Semarang
Dalam rangka mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) dibutuhkan banyak inovasi dan kreativitas sejak jenjang Sekolah Dasar (SD). Sebab, SD menjadi fondasi pertama dalam memajukan pendidikan karena menjadi dasar menguatkan kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) peserta didik sebelum melangkah ke jenjang berikutnya.
SGDs hakikatnya menjadi serangkaian tujuan global yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015 untuk mengatasi berbagai masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dihadapi dunia. Ada 17 SDGs dengan target-target spesifik yang harus dicapai pada tahun 2030. Meskipun SDGs memiliki tujuan yang sangat mulia, ada beberapa masalah dan tantangan yang muncul dalam upaya mencapainya. Namun, realitasnya masih terjadi problematika yang perlu diurai dan dicari solusinya.
Problematika SGDs
Dari sejumlah kajian, penulis menyimpulkan masalah dalam SGDs. Pertama, keterbatasan sumber daya. Implementasi SDGs memerlukan sumber daya yang sangat besar, termasuk dana, teknologi, dan kapasitas manusia. Banyak negara, terutama negara-negara berkembang, menghadapi kesulitan dalam mengumpulkan sumber daya yang cukup untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Kedua, krisis kesehatan global. Seperti yang telah terjadi selama pandemi COVID-19, krisis kesehatan global dapat mengganggu banyak aspek kehidupan dan memengaruhi kemajuan menuju beberapa SDGs, terutama dalam hal kesehatan dan pendidikan.
Ketiga, ketidaksetaraan ekonomi, sosial, dan gender masih menjadi masalah besar di seluruh dunia. Beberapa kelompok dan negara mungkin kesulitan mencapai beberapa SDGs karena ketidaksetaraan ini. Keempat, perubahan iklim yang menjadi tantangan utama bagi SDGs, terutama dalam konteks tujuan-tujuan yang berkaitan dengan lingkungan. Naiknya suhu global, cuaca ekstrem, dan masalah lingkungan lainnya dapat menghambat upaya untuk mencapai target-target tersebut.
Kelima, ketidakstabilan ekonomi global termasuk krisis keuangan, dapat mempengaruhi kemampuan negara-negara untuk mencapai SDGs, terutama dalam hal pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Keenam, kebergantungan terhadap sumber daya fosil. Realitasnya, banyak negara masih sangat bergantung pada sumber daya fosil, yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Meningkatkan sumber energi yang berkelanjutan menjadi tantangan besar. Ketujuh, kurangnya data dan pelaporan. Kurangnya data yang akurat dan pelaporan yang konsisten dapat menghambat pemantauan kemajuan terhadap SDGs dan perencanaan yang efektif.
Kedelapan, konflik dan ketidakstabilan. Konflik bersenjata, ketidakstabilan politik, dan kerusuhan dapat menghambat kemajuan dalam mencapai SDGs. Di beberapa wilayah, konflik bersenjata telah menghancurkan infrastruktur dan menciptakan krisis kemanusiaan yang serius. Kesembilan, minimnya inovasi dan kreativitas pengelola lembaga pendidikan termasuk di jenjang SD. Akhirnya pembangunan jangka panjang stagnan dan jalan di tempat. Meskipun ada tantangan ini, banyak pihak termasuk pemerintah, sekolah, organisasi internasional, LSM, dan sektor swasta telah berkomitmen untuk bekerja sama guna mencapai SDGs. Upaya kolaboratif ini penting untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dan memajukan pembangunan berkelanjutan di seluruh dunia.
Program Abikame
Abikame merupakan akronim dari “Aku Bicara Kalian Mendengar” yang dilaksanakan sebagai salah satu budaya positif di SDN Gajahmungkur 03 Kota Semarang. Dalam praktiknya, Abikame terbukti mampu meningkatkan kualitas pendidikan di SDN Gajahmungkur 03. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Selasa sebelum peserta didik memasuki jam kegiatan intrakurikuler. Dengan durasi 15-30 menit, program Abikame yang dimulai sejak Januari 2023 ini telah mampu menunjukkan bakat-bakat terpendam dari peserta didik SDN Gajahmungkur 03.
Sebuah produk budaya positif, Abikame memberikan ruang bagi peserta didik untuk menampilkan bakat di bidang seni dan sastra. Kegiatan ini dilaksanakan secara bergantian dari siswa kelas 6 sebagai jenjang pendidikan tertinggi di Sekolah Dasar. Pada minggu berikutnya kegiatan berlanjut oleh kelas 5, 4, 3, 2, dan 1. Jika sudah sampai pada giliran kelas 1, maka di minggu berikutnya akan dilanjutkan lagi oleh peserta didik kelas 6.
Apa saja yang ditampilkan peserta didik dalam kegiatan Abikame? Abikame memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk menampilkan karya seni dan sastra. Di dalam karya seni anak-anak menampilkan tari-tarian dan lagu daerah. Tarian daerah yang ditampilkan memang tidak semua tari daerah murni. Beberapa merupakan tari garapan modern yang dibuat sendiri oleh anak-anak. Anak-anak dengan kreatif memodifikasi tarian yang mereka lihat dari video youtube.
Adapun karya sastra yang ditampilkan anak dalam Abikame adalah pembacaan puisi, drama musical, pantun, mendongeng, dan pantomim. Melalui kegiatan ini diharapkan kemampuan literasi anak meningkat serta meningkatkan rasa cinta mereka pada tanah air.
Mendukung SDGs
Sebagai salah satu sekolah negeri di Indonessia SDN Gajahmungkur 03 ingin turut berpartisipasi dalam menyukseskan Sustainable Development Goals (SDGs).SDGs merupakan program pembangunan berkelanjutan yang disusun oleh negara-negara anggota PBBB pada 2015 dan ditarget akan tercapai di tahun 2030. SDGs dijadikan blueprintbagi negara-negara di dunia untuk menciptakan perdamaian.
Salah satu dari tujuan SDGs adalah menciptakan pendidikan berkualitas dengan menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup untuk semua orang. Tujuan yang tercantum dalam urutan ke-4 ini memiliki bobot yang cukup kompleks yang tinggi jika ingin dijabarkan. Makna “pendidikan berkualitas” jika kita hubungkan pada ajaran Ki Hajar Dewantara adalah menuntun segala kodrat pada anak. Dengan demikian anak (peserta didik) diharapkan dapat tumbuh sebagai manusia yang mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan berperan penting dalam pembangunan nasional. Bagaimana jadinya negara jika tidak ada pendidikan? Tentu akan banyak ranah-ranah yang tidak tersentuh dalam pembangunan nasional. Aktivitas-aktivitas pendidikan merupakan bentuk nyata dari upaya negara dalam memajukan budi pekerti, kognitif, dan juga raga anak sesuai dengan kodrat. Maka besar harapan dari seluruh pendidik untuk bisa menciptakan anak-anak yang berbudi pekerti luhur, memiliki kecerdasan kognitif, dan kesehatan badan yang baik.