Infojateng.id – Bullying adalah bentuk-bentuk perilaku kekerasan dimana terjadi pemaksaan secara psikologis ataupun fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih “lemah” oleh seseorang atau sekelompok orang.
Bullying bertujuan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Pelaku bullying disebut dengan istilah bully.
Pelaku bisa satu orang maupun sekelompok orang yang mempersepsikan dirinya memiliki power (kekuasaan) untuk melakukan apa saja terhadap korbannya. Korban mempersepsikan diri sebagai pihak yang lemah, tidak berdaya dan merasa terancam.
Faktor Terjadinya Bullying
1. Kepribadian Individu
Perilaku agresif, kurangnya rasa simpati dan empati terhadap orang lain, tidak terbuka dalam mengekspresikan perasaan, dan tidak dapat menalar efek berbahaya dari perilakunya.
2. Keluarga
Pelaku bullying sering berasal dari keluarga yang bermasalah. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika orangtua mengalami konflik dan menirunya kepada temannya.
Pengabaian atau tidak adanya perhatian dirumah juga menjadi faktor yang menyebabkan remaja mencari perhatian di sekolah dengan menunjukkan kekuasaannya kepada teman yang lebih lemah.
Penindasan tersebut dilakukan sebagai pelarian dari kekerasan dan hukuman berlebihan yang diterimanya dirumah.
Orang tua melakukan kekerasan untuk menyelesaikan konflik sehingga anak yang terbiasa menerima hukuman fisik cenderung tidak mampu mengembangkan kepedulian dan empati kepada orang lain dan menjadi agresif ke teman sebaya.
Pola asuh otoriter ini dikenali dengan memberikan hukuman dalam bentuk kekerasan fisik dan psikologis pada anak.
Pengabaian, kekerasan, tidak ada kepercayaan dari orang tua dan penolakan dari ibu juga beresiko meningkatkan perilaku bullying.
3. Sekolah
Pihak sekolah yang mengabaikan keberadaan bullying menyebabkan anak sebagai pelaku bullying mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain.
Faktor lainnya adalah kontribusi guru yang kurang maksimal dalam menangani permasalahan siswa, kurangnya perhatian guru, ketidakjelasan peraturan sekolah dan tindakan diskriminatif guru.
4. Kelompok Sebaya
Beberapa anak melakukan bullying untuk dapat masuk ke dalam kelompok atau geng tertentu meski merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.
Kelompok bermain remaja yang menyimpang bertujuan untuk mendapatkan pengakuan eksistensi diri dengan menindas anak yang lebih lemah sehingga ia mendapatkan pengakuan dari kelompoknya bahwa ia memiliki keberanian dan kekuasaan.
5. Lingkungan Sosial dan Komunitas
Salah satu faktor lingkungan sosial yang menyebabkan tindakan bullying adalah kemiskinan. Pemalakan antar siswa menjadi salah satu contoh bullying akibat ekonomi.
Keberadaan kelompok minoritas juga memicu terjadinya bullying verbal berupa labelling pada suatu individu atau kelompok minoritas tertentu
6. Media massa
Tayangan televisi maupun media yang kurang mendidik dan mengandung unsur kekerasan dapat menimbulkan persepsi sendiri di benak anak sebagai suatu hal yang keren.
Adegan bully baik secara fisik maupun verbal dapat mempengaruhi remaja untuk mempraktekannya dalam kehidupan nyata. Penyalahgunaan media sosial (cyber bullying).
7. Adverse Children Experience (Pengalaman buruk masa kecil)
Pengalaman masa kecil yang buruk dapat membuat perkembangan psikologis anak terganggu sehingga berpotensi untuk menjadi pelaku bullying di masa remaja.
Jenis Bullying
1. Bullying Fisik
Melakukan kekerasan secara fisik misal memukul, mencekik, menghancurkan barang, dsb.
2. Bullying Verbal
Penindasan verbal berupa penghinaan, fitnah, pernyataan seksual, ancman kekerasan, dsb.
3. Bullying Relasional
Penindasan relasional merupakan pelemahan harga diri korban dengan pengabaian, pengucilan dan penghindaran. Perilaku ini mencakup pandangan agresif, tawa mengejek, bahasa tubuh kasar, dsb.
4. Cyber Bullying
Bentuk bullying melalui media sosial seperti mengirim pesan atau vn yang menyakitkan, membuat video atau foto dan website yang mempermalukan korban dan disebarluarkan, dsb.
Fenomena bullying menjadi hal yang serius dalam bidang pendidikan. Bullying memiliki dampak baik secara fisik maupun psikis bagi korban.
Korban bullying berisiko mengalami masalah mental seperti depresi, kegelisahan dan gangguan tidur yang dapat berlanjut hingga dewasa.
Dampak fisik bagi korban bullying adalah sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot.
Korban bullying juga merasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah, dan penurunan semangat belajar dan prestasi akademis.
Bullying memberikan dampak negatif pada jiwa dan sosial bagi korban maupun pelaku, bahkan sampai bunuh diri.
Efek jangka pendek bagi korban yaitu luka fisik, namun dapat berlanjut ke efek jangka panjang yaitu kecemasan, depresi, peluang untuk melakukan bullying pada orang lain, takut masuk sekolah sehingga sering absen, tidak dapat berkonsentrasi yang menurunkan prestasi belajar.
Bagi pelaku, bullying menyebabkan penurunan empati, peningkatan perilaku agresif, terbiasa memperoleh sesuatu dengan memaksa, perilaku anti sosial, tidak disukai teman, pandangan negatif tentang masa depan dan masalah kesehatan mental. (eko/redaksi)