Kota Pekalongan, Infojateng.id – Sebanyak 500 orang pelajar sekolah di tingkat SMA/SMK sederajat se-Kota Pekalongan memunguti sampah yang berserakan, di sekitar SMK Negeri 4 setempat, Jumat (20/10/2023).
Mereka juga memilah sampah yang diperoleh berdasarkan kategori anorganik dan organik.
Salah seorang pelajar SMK Negeri 4 Kota Pekalongan, Azaria, mengaku senang bisa terlibat ikut dalam kegiatan aksi pelajar sadar lingkungan ini.
Selain untuk kebersihan lingkungan, pelajar yang merupakan siswa program afirmasi pendidikan menengah dari Kemendikbudristek RI asal Papua ini menilai, kegiatan tersebut mengajarkan para pelajar untuk lebih mengenal dan mencintai lingkungan sekitar.
“Harapannya, ke depan kegiatan ini bisa menjadi ilmu dan pelajaran yang bermanfaat bagi kami semua, tidak hanya siswa-siswi tetapi juga masyarakat sekitar untuk lebih menyayangi lingkungan dan mewujudkan lingkungan yang nyaman, bersih, dan asri,” tandas Azaria.
Senada, Wakil Walikota (Wawalkot) Pekalongan, Salahudin berharap, aksi pelajar sadar lingkungan tersebut merupakan kegiatan kolaborasi antara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan World Cleanup Day (WCD) Kota Pekalongan.
Kegiatan bertajuk Aksi Pelajar Sadar Lingkungan tersebut untuk membangun karakter pelajar yang peduli lingkungan.
“Sebelumnya, aksi serupa sudah kami lakukan juga bersama anak-anak sekolah tingkat SMP sederajat, dan kini Pemkot (Pekalongan) melalui DLH melibatkan pelajar sekolah SMA/SMK sederajat untuk kembali menggiatkan aksi sadar lingkungan yang dimulai dari generasi muda,” ucap Salahudin.
Salahudin mendorong agar para pelajar bisa mempengaruhi lingkungan sekitarnya, untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif.
Salah satunya, peduli lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Menurutnya, jika semua unsur masyarakat sudah sadar pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya, sampah-sampah yang menumpuk di area dan fasilitas umum seperti pasar, taman, jalan-jalan raya juga bisa ditangani.
Sementara itu, Kepala DLH Kota Pekalongan, Joko Purnomo, menjelaskan, sampah anorganik yang dikumpulkan akan diambil bank sampah induk, sementara sampah organik akan dimasukkan ke dalam tanah untuk menjadi kompos.
Ia berharap, para pelajar dapat mempraktikkan pemilahan sampah di lingkungan mereka, sehingga dapat membantu pengurangan volume sampah masuk ke Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Degayu Pekalongan.
“Mengingat, di situ (TPA Degayu) tidak ada taludnya. Oleh karena itu, kegiatan aksi sadar lingkungan ini diharapkan bisa menjadi suatu pembelajaran yang bisa diterapkan oleh masyarakat khususnya pelajar. Tidak hanya pada saat kegiatan ini berlangsung, tetapi bisa berkelanjutan dan implementasikan juga di lingkungan sekolah dan tempat tinggalnya masing-masing,” harap Joko. (eko/redaksi)