Sragen, infojateng.id – Memasuki bursa pemilihan umum (Pemilu) tahun 2024, kental dengan nuansa baliho maupun spanduk dengan berbagai jargon untuk meraih hati masyarakat.
Tagline atau jargon calon anggota Legislatif (Caleg) DPR RI daerah pemilihan (Dapil) IV dari Partai PKB, Tatag Prabawanto jadi sorotan elit politik Sragen, lantaran dinilai mengandung makna provokatif.
Tagline atau jargon milik Tatag Prabawanto yang bertuliskan “JANGAN GADAIKAN SRAGEN LAGI, Orang Sragen Cerdas Pilih Putra Daerah. Tanpo Koropsi, Ora Adol Aspirasi, Gak Ngapusi 100%” Tike line tersebutlah yang dinilai bagi elit politik Sragen yang dinilai mengandung persepsi provokatif.
Tatag Prabawanto saat ditemui di kediamanya mengaku tak mempermasalahkan elit politik Sragen yang menilai jargon dalam baliho itu dinilai akan kental nuansa profokatif.
“Politik itu bagaimana kita menciptakan persepsi, kalau tidak punya persepsi ya jangan berpolitik. Tapi kalau tidak tahu menahu dalam memaknai sebuah persepsi politik, ya jangan berbicara politik. Kalau itu dianggap negatif, ya biar masyarakat yang berfikir positif,” ungkap mantan Sekda Sragen, Tatag Prabawanto.
Pria yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen selama 10 tahun tersebut beranggapan, jargon bagi setiap calon memiliki ide dan gagasan sendiri-sendiri guna meraih hati masyarakat.
“Persepsi boleh diartikan apa saja bebas. Apakah karena seorang mantan sekda, lantas sampai saya dibilang seorang pengkhianat. Wong saya sudah selesai masa dinas dan sekarang berpolitik. Berbeda lagi kalau saya masih dinas pasti akan tetap loyal, berbeda lagi kalau saya masih dinas dan melakukan manufer sepantasnya saya di bilang pengkhianat,” jelas dia.
Disinggung mengenai tike line dalam baliho yang tersebar di berbagai daerah di Sragen yang kini disoroti oleh sebagian orang. Dijelaskan Tatag Prabawanto bahwa baliho dibuat dan dipasang oleh relawan, tak lain hanya untuk menyentuh hati masyarakat.
“Kalau tagline itu dianggap profokatif ya terserah yang saja yang mau menilai, jadi tidak perlu kepanasan maupun kebakaran jenggot. Ini kan hanya sekedar membuat kesan bagi orang,” tandas dia.(fid/lut)