Pati, infojateng.id – Prevalensi atau prosentase jumlah balita mengalami stunting dalam pertumbuhan fisiknya di Kabupaten Pati, Jawa Tengah yakni 23 persen.
Jumlah tersebut lebih tinggi dari pravelensi tingkat nasional yaitu 21,6 persen pada tahun ini berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia (SSGI) oleh Kementerian Kesehatan.
Pj Bupati Pati Henggar Budi Anggoro mengatakan, butuh kesatuan gerak dalam mencapai target penurunan prevalensi stunting nasional hingga di bawah 14% di tahun 2024 nanti.
“Berdasar SSGI, angka stunting di Pati 23% dari populasi balita yang ada, namun berdasar Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) hanya 5% dari 69 ribu balita yang terindikasi,” katanya saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan Pencanangan Kesatuan Gerak PKK Bangga Kencana Kesehatan Provinsi Jawa Tengah di pendopo Kabupaten Pati, Senin (6/10/2023).
Menurut Pj Bupati Pati, sudah banyak langkah berjalan dalam rangka menurunkan prevalensi stunting. Berbagai kegiatan aktif dilakukan seperti intervensi spesifik dan sensitif pada keluarga rawan stunting serta kegiatan lainnya.
Semisal Program Bapak Asuh Stunting, FGD Aksi Konvergensi dan Implementasi Stunting, Pencanangan Gerakan Cegah Stunting, pelaksanaan Rembuk Stunting, Konsolidasi Pedampingan dalam rangka Pemetaan Analisis Situasi Program Manajemen Data Stunting dan Audit Stunting dengan mengoptimalisasi peran Kader Pembangunan Manusia.
Dalam pidatonya, Pj Bupati Pati menyambut baik dan menyampaikan apresiasi atas diselenggarakannya Pencanangan Kesatuan Gerak PKK Bangga Kesehatan Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun ini di Kabupaten Pati.
Tak lupa ia pun menyampaikan penghargaan kepada PKK sebagai salah satu garda terdepan dalam mewujudkan keluarga bangga kencana serta dalam percepatan penurunan stunting.
“Hal ini mengingat pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana merupakan sebuah kondisi ideal yang hendak kita wujudkan bersama,” terangnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Provinsi Jawa Tengah Nana Sudjana menyampaikan bahwa pencanangan kesatuan gerak PKK bangga kencana kesehatan berlangsung di seluruh Indonesia.
“Di Jateng, itu terkait dengan masalah keluarga berencana dan penurunan Stunting. Tahun 2021, posisi kami ada di 20,9% dan di tahun 2022 ada di posisi 20,8%, jadi turun 0,1%. Akan tetapi, untuk 2023 karena pengumumannya ini setiap satu tahun satu kali, di tahun 2023 dengan upaya langkah-langkah sampai tingkat dasar diupayakan dapat segera menurun”, ujarnya