Sragen, infojateng.id – Pelaksanaan penjaringan perangkat desa (Perdes) Desa Slogo, Tanon, Sragen yang bekerjasama LPPM Universitas Tidar Magelang disorot.
Panitia diduga melakukan maladministrasi dalam seleksi tersebut. Bahkan beredar isu di masyarakat, panitia terima sejumlah uang untuk meloloskan salah satu nama.
Dalam seleksi tersebut ada tiga formasi, yakni untuk Kaur Pelayanan, Kaur Kesra, dan Kaur TU. Dari tiga formasi tersebut, penjaringan untuk formasi Kaur Kesra menjadi sorotan.
Kejanggalan itu disampaikan salah satu peserta yang enggan disebutkan namanya setelah salah satu sertifikat toefl yang diterbitkan oleh universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) digugurkan.
“Yang menjadi kejanggalan itu, ketika sertifikat Bahasa Inggris saya yang jelas jelas dikeluarkan oleh lembaga pendidikan UMS digugurkan, dengan alasan sudah konsultasi ke pihak kecamatan dan kabupaten dengan dalih memang tak bisa diterima,” ungkapnya.
Pengguguran yang dilakukan pihak panitia penjaringan perangkat desa itu dinilai sangat ambigu.
“Saya sebagai peserta hanya bisa pasrah karena tidak bisa banding ataupun sanggah. Kemudian tes yang pertama, yaitu tes prestasi, bakat, dan pengabdian, saya dapat peringkat 1 dari 6 peserta yang lain dengan poin 5, misal sertifikat Bahasa Inggris diterima poin saya 6,” imbuhnya.
Kejanggalan itu kembali dirasakan pada tes kedua, yakni tes CAT yang berlangsung di kampus Untidar Magelang, lantaran hasil nilainya dirasa tak wajar.
“Entah kebetulan atau saking pinternya yang tadi peringkat 6, langsung naik ke peringkat 1 dan menjadi juara dengan total nilai 47.3. Padahal kalau di lihat trackrecord yang bersangkutan hanya lulusan SMA dan tidak mempunyai sertifikat keahlian maupun, sertifikat pengabdian dan prestasi. Itu sangat mengagetkan semua peserta,” jelasnya.
Tak hanya itu saja, ia juga mengungkapkan bahwa isu terkait jual beli jabatan juga menjadi perbincangan masyarakat. Hal itu diduga dilakukan oleh beberapa oknum panitia penjaringan perangkat desa.
“Kalau isu itu memang tengah ramai di bicarakan masyarakat. Konon sampai ratusan juta rupiah,” tandas dia.
Muncul Isu Jual Beli Jabatan, Begini Tanggapan Kepala Desa Slogo