Proses Sterilisasi Rutin, Karyawan Lakukan WFH
KUDUS – Satu satpam Universitas Muria Kudus (UMK) yang dinyatakan positif corona virus disease (Covid)-19 sudah sembuh. Bahkan yang bersangkutan sudah siap bekerja, namun karena anjuran karantina belum selesai, satpam tersebut belum diperbolehkan masuk kerja.
Sementara itu, untuk proses penyemprotan diinfektan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan selama pandemi.
Sebenarnya satpam tersebut sudah tidak masuk kerja sejak 11 Juni 2020. Dia tertular virus tersebut dari luar kampus, bukan di lingkungan kampus. Untuk keputusan WFH, dikarenakan adanya proses penyemprotan secara berkala, setelah selesai, new normal akan berjalan lagi..
Rektor UMK Dr. Suparnyo mengatakan, saat dinyatakan reaktif pada 11 Juni 2020, yang bersangkutan sudah melakukan karantina. Pengobatanpun sudah dilakukan sesuai dengan anjuran pemerintah.
”Sebelumnya satpam tersebut bertugas malam hari, jadi interaksinya dengan orang kampus sangat minim,” katanya kemarin.
Dari puskesmas, yang bersangkutan diminta untuk melakukan karantina selama 28 hari sejak 22 Juni 2020 sampai 28 Juli setelah hasilnya swab menunjukkan positif covid. Artinya, yang bersangkutan sudah tidak masuk bekerja sekitar 25 hari sampai hari ini.
Sehingga untuk penularan bisa dikatakan sangat minim, apalagi sudah tidak masuk kerja sejak 11 Juni 2020. Walaupun demikian, pihaknya tetap melakukan penulusuran kontak dan melakukan rapid tes, setidaknya ada 26 orang yang dilakukan rapid tes.
Sampai saat ini, pihaknya terus memantau perkembangan yang bersangkutan, hasilnya kondisi satpam tersebut sudah sehat. Bahkan satpam tersebut menyatakan siap untuk bekerja. Namun karena harus melakukan karantina sampai 20 Juli 2020, maka satpam tersebut belum boleh bekerja, harus mematuhi protokol kesehatan dari gugus tugas terkait karantina.
Sementara untuk keputusan work from home (WFH) oleh pihak kampus, dikarenakan adanya proses penyemprotan disinfektan yang memang dilakukan secara berkala. Untuk penyemprotan dilakukan mulai Sabtu – Rabu/04 – 08 Juli 2020.
”Selama proses sterilisasi tersebut, sebagian dosen dan tenaga pendidikan melakukan work from home (WFH) selama sepuluh hari,” terangnya.
Sementara untuk pelayanan penerimaan mahasiswa baru, melalui Lembaga Informasi dan Komunikasi (Linfokom), Biro Administrasi Umum (BAU) dan Biro Akademik dan Kemahasiswaa (BAAK) masih tetap masuk, petugas dibuat piket. Pelayanan tentunya menggunakan protokol kesehatan yang ketat.
Setelah proses sterilisasi selesai, maka kampus akan beroperasi kembali sesuai dengan panduan new normal. Sehingga semua akan berjalan baik, termasuk bagi mahasiswa yang akan mengurusi ujian skripsi atau tesisnya.
”Jadi, selama WFH ini, penyemprotan disinfektan ke seluruh kampus akan dimaksimalkan,” imbuhnya.(IJL)