KUDUS – Pelaksana tugas (Plt.) Bupati Kudus H.M. Hartopo melakukan tinjauan terhadap penerapan protokol kesehatan di sekolah-sekolah pada Kamis (16/7). Beberapa sekolah yang dikunjungi yakni SD IT Al Islam Kudus dan SD 3 Barongan.
Kedua sekolah tersebut sedang melakukan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Selanjutnya, tinjauan juga dilakukan di SMP 1 Kudus dan SMA 1 Kudus guna memastikan kedisiplinan protokol kesehatan oleh para guru.
Hartopo mencermati pelaksanaan protokol kesehatan yang diterapkan di lingkungan sekolah, mulai dari wajib pakai masker, ketersediaan wastafel atau tempat cuci tangan, dan penerapan jaga jarak di ruang kelas.
Dirinya mengimbau, wastafel yang disediakan sekolah haruslah dalam bentuk permanen, bukan berbentuk galon. Kepada para orang tua yang sedang mendampingi kegiatan MPLS, Hartopo berpesan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan baik di rumah maupun di luar rumah.
“Terus terapkan protokol kesehatan seperti pakai masker dan cuci tangan pakai sabun sebelum masuk ruangan, menjaga jarak ya, agar terhindar dari virus covid. Wastefel diganti permanen jangan hanya galon agar bersih setiap akan masuk ruangan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hartopo meminta pihak sekolah memasang akrilik pada jarak antar meja di ruang guru untuk mengantisipasi penyebaran virus. Pada ruang kelas, Hartopo meminta agar setiap satu tempat duduk digunakan untuk satu siswa saja guna physical distancing.
Hal yang sama juga wajib diterapkan pada kursi tamu dan tempat-tempat duduk lainnya di lingkungan sekolah, dengan memberi tanda silang untuk jaga jarak.
Penggunaan pelindung wajah atau face shield di lingkungan sekolah juga menjadi hal yang perlu dicermati. Pada SD IT Al Islam Kudus, Hartopo mengapresiasi penggunaan face shield oleh guru dan siswa yang tengah melaksanakan kegiatan MPLS.
Oleh karena itu, Hartopo mengimbau sekolah-sekolah lain, terutama bagi para guru untuk menggunakan face shield. Terutama nanti saat kegiatan tes mid semester secara tatap muka kembali dilaksanakan.
“Karena ini belum ada instruksi dari pusat kalau bisa bertatap muka dalam belajar mengajar. Jadi untuk kebijakan dari kita boleh ketika nanti ketika mid semester atau semester dan diantar orang tua untuk memotivasi anak,” ucapnya.(IJL)