Jepara, Infojateng.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Jepara merilis data hasil pencacahan sensus Pertanian terbaru.
Data tersebut disampaikan dalam workshop indikator Statistik sosial dan Diseminasi Hasil Pencacahan Sensus Pertanian tahap I tahun 2023 di D’Season Premiere Hotel Bandengan Jepara, Selasa (12/12/2023).
Dalam workshop kali ini menghadirkan dua narasumber yaitu Sekretaris DKPP Jepara Sujima dan Nataniel Hadisiswoyo, selaku Kabid Pemeirntah dan Pembangunan Masyarakat Bappeda Jepara.
Mewakili Pj. Bupati Jepara Edy Supriyanta, Kepala DKPP Kabupaten Jepara Diyar Susanto berharap adanya kolaborasi dan sinergi antara berbagai pihak terkait, baik BPS, pemerintah daerah, akademisi, serta masyarakat luas menjadi kekuatan tersendiri untuk menjalankan program-program pembangunan yang tujuan akhirnya adalah kemakmuran masyarakat.
“Kami berharap BPS sebagai penyedia data statistik dasar dengan hasil survei dan sensus menjadi harapan untuk dapat menghasilkan data berkualitas sebagai pijakan pelaksanaan program pembangunan di Jepara,” kata Diyar.
Kepala BPS Jepara Manggus Suryono menyampaikan, data yang dirilis ini merupakan hasil sensus pertanian yang dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2023.
“Ini merupakan hasil pencatatan tim sensus pertanian untuk kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani di Jepara,” ungkap Suryono.
Dikatakan, lanjut dia, hasil sensus ini mengungkap bahwa sektor pertanian di Jepara masih didominasi mereka yang berusia di atas 45 tahun. Sedangkan para petani milenial masih sangat minim.
“Muda milenial saat ini belum banyak yang melirik sektor pertanian di Jepara,” katanya.
Berdasarkan data sensus pertanian 2023 di Jepara, jumlah petani milenial usia 27 – 42 tahun sekitar 20,02 persen.
Sedangkan petani yang berusia 43-58 tahun sekitar 43,78 persen, usia 59 – 77 tahun sekitar 32,44 persen, dan usia lebih dari 78 tahun sekitar 2,74 persen.
“Untuk petani generasi Z atau berusia 11 hingga 26 tahun hanya sekitar 1,02 persen,” tandasnya.
Sementara komoditas yang paling banyak diusahakan, untuk pertanian yaitu padi sawah (30,59 persen), ubi kayu (12,30 persen), jagung hibrida (10,61 persen), dan kacang (6,26 persen).
Untuk holtikultura yaitu pisang (11,37 persen), rambutan (9.16 persen), pisang kepok (8,28 persen), pisang raja (6,98 persen), dan durian 4,42 persen.
Selain itu, untuk sebaran petani menggunakan alat mesin pertanian modern sebanyak 75,78 persen sebagian menggunakan alat tradisional 24,22 persen.
Sekdin DKPP Sujima mengungkapkan luas lahan sawah tanaman pangan berdasarkan luas baku sawah (LBS) yaitu 26.425 hektare, luas lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) seluas 24.052,57 hektare, dan luas lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan (LCP2B), 33,48 hektare.
“Sedangkan jumlah petani di Jepara sebanyak 72.190 orang,” sebut Sujima.(eko/redaksi)