KUDUS – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kudus, Masan didampingi segenap anggota legislatif menggelar baksos di Bukit Puser Angin Kudus, Minggu (26/7). Digadang-gadang menjadi Raja Ampatnya Kota Kretek, wisata Puser Angin Kudus dinilai masih alami.
Dalam kesempatan itu, Masan beserta rombongan memberi bantuan berupa tanaman buah-buahan untuk dapat membuat lahan yang saat ini masih gundul menjadi ijo royo-royo. Tak hanya itu, untuk menjaga lingkungan tetap bersih, pihaknya juga memberi bantuan tong sampah agar para pengunjung nantinya dapat menjaga kebersihan di Puser Angin.
“Untuk bibit buahnya ada sekitar 100 bibit yang tentunya ini nanti diharapkan mampu menghijaukan lahan yang saat ini sedang gundul. Untuk tempat sampahnya baru 20 buah, jadi diharapkan pengunjung yang saat ini sudah luar biasa nanti bisa menjaga kebersihan,” paparnya.
Lebih lanjut, Masan akan berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus terkait dengan koneksi antara wisata Waduk Logung dengan Puser Angin. Ia mengimbau kepada Dinas terkait untuk menyediakan dua jalur yang nanti akan mengakomodir masyarakat untuk sampai pada lokasi wisata Puser Angin.
“Pengunjung yang tidak mampu menjangkau sini nanti parkirnya di Waduk Logung, nanti difasilitasi masuk sini dengan menggunakan perahu. Tapi bagi yang masuk ke sini dengan menggunakan motor trail ataupun jeep, bisa langsung masuk sini dengan menggunakan jalur yang ada saat ini,” jelasnya.
Wisata Puser Angin, Kudus.
Jalur yang ada saat ini, lanjut Masan, memang tidak harus dibuat mulus, lantaran bagian dari wisata motor trail maupun jeep. Namun demikian, bagi pengunjung yang enggang menggunakan motor trail ataupun jeep, dapat mengakses indahnya pemandangan wisata Puser Angin melalui perahu.
“Tapi kelayakan jalannya juga harus diperhitungkan. Ini tadi juga sudah kami komunikasikan sedikit dengan Disbudpar, diharapkan ini nanti segera ada tindak lanjut dan tentunya nanti juga akan kita bicarakan dengan Plt bupati kudus,” jelasnya.
Masan menegaskan masih perlu koordinasi terkait jalur yang saat ini digunakan. Pasalnya, masih belum ada kejelasan apakah jalur tersebut lahan perhutani ataukah sudah merupakan jalan milik pemerintah kabupaten (Pemkab) Kudus.
“Apakah ini lahan perhutani atau sudah jalan milik Kabupaten atau mungkin jalan desa, yang tentunya ini perlu kita koordinasikan kembali,” tandasya.
Di sisi lain, Siswanto selaku ketua Komunitas Pemuda Karangsubur berterimakasih atas bantuan yang diberikan para legislator. Ia berharap bantuan tersebut dapat bermanfaat untuk menjaga kebersihan lingkungan wisata Puser Angin.
Disinggung terkait pengelolaannya, ia mengaku tetap akan membudidayakan lahan peninggalan leluhur mereka. Ia bersama Komunitas Pemuda Karangsubur akan membuat lahan yang saat ini gundul menjadi hijau kembali.
“Kita tetap membudidayakan, kita tetap ikut leluhur kita. Kita ingen melestarikan hutan yang sekian lama gundul, akan kita bikin hijau kembali,” tutupnya. (IJD)