Batang, Infojateng.id – Pernikahan dini dinilai jadi salah satu penyebab utama terus meningkatnya angka perceraian di Indonesia, terutama pasangan di bawah umur.
Hal ini menjadi perhatian serius Majelis Ulama Indonesia (MUI), sehingga gencar melakukan upaya pencegahan dengan melakukan edukasi dan penyuluhan terkait dampak pernikahan dini.
Pengurus MUI Batang KH. Anwar Mahmud mengatakan, pernikahan dini memberikan dampak negatif baik pada aspek fisik maupun psikologis para remaja.
Oleh karena itu, MUI berkomitmen untuk mengedukasi generasi muda agar memiliki pemahaman yang lebih baik terkait dengan mempersiapkan diri secara matang sebelum memasuki kehidupan berumah tangga.
Demikian mengemuka saat KH. Anwar Mahmud memberikan sambutan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Rabu (27/12/2023).
“MUI hadir ditengah masyarakat melakukan edukasi agar para remaja dapat memahami bahwa menunda pernikahan dapat memberikan banyak manfaat dalam jangka panjang,” kata KH. Anwar Mahmud
Program tersebut melibatkan para tokoh agama setempat, dan ahli kesehatan untuk memberikan wawasan yang komprehensif kepada 30 remaja di Kecamatan Subah dengan latar belakang yang berbeda.
Adapun materi yang disampaikan mencakup aspek-aspek penting seperti kesehatan reproduksi, dan pemahaman agama terkait pernikahan.
Sementara itu, Kepala UPTD Puskesmas Subah Ns. Ristanto menegaskan harus adanya sinergitas dari berbagai pihak untuk mendukung hal tersebut.
“Dengan tupoksi masing-masing, seperti peran orang tua, teman sebaya, intinya agar pernikahan dapat dicegah. Bisa lewat sosialisasi memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi,” jelas Ristanto.
Camat Subah Wahyoe Setyo Oetomo berharap, tidak ada lagi fenomena pernikahan dini di masyarakat, karena pernikahan harus didasari kesiapan mental, ekonomi, dan lainnya.
“Pernikahan usia dini menjadi salah satu penyebab perceraian. Kami selalu menekankan bahwa menikah harus terencana, bukan karena bencana,” ujar Wahyoe.
Salah satu peserta Arvens Samaritan Geovani mengungkapkan, kegiatan tersebut membuka wawasan mengenai kesehatan dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tanggung jawab dalam menjalani kehidupan berumah tangga.
Semakin banyak pihak yang terlibat dalam upaya pencegahan, semakin besar pula peluang untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan positif bagi generasi muda. (eko/redaksi)