SEMARANG – Desa Sepakung, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang patut menjadi contog bagi desa-desa lainnya. Sebab, meski terletak di wilayah terpencil, Pemerintah Desa Sepakung mampu menyediakan akses internet gratis bagi warga desa setempat.
Ketersediaan akses internet gratis tentunya sangat membantu di tengah pandemi virus corona (covid-19) saat ini. Apalagi, pembelajaran anak dilakukan dalam jaringan (daring) yang membutuhkan aksea internet memadai.
Kepala Desa Sepakung Ahmad Nuri mengatakan, telah mengoptimalkan dana desa untuk menjadikan Desa Sepakung menjadi desa pintar lengkap dengan jaringan internet.
Tidak hanya di kantor kelurahan, jaringan internet bahkan sudah masuk ke seluruh wilayah RW di desa itu. Tahun depan, rencananya jaringan internet akan bisa dinikmati di tingkat RT.
“Jadi meskipun area kami susah sinyal, anak-anak tetap bisa belajar dengan nyaman saat proses belajar daring saat ini. Semua anak-anak di desa kami bisa belajar dengan nyaman, dengan fasilitas internet yang lancar,” kata Ahmad Nuri.
Hal itu disampaikan Ahmad Nuri saat paparan di hadapan Ganjar ketika rapat membahas problematika pembelajaran jarak jauh di Gedung A lantai 2 kantor Pemprov Jateng.
Tak tanggung-tanggung, kuota sebesar 30 Mbps disiapkan untuk menjamin kelancaran masyarakat berselancar di dunia maya. Dan khusus bagi siswa, pihaknya memperbolehkan mereka mengakses secara cuma-cuma.
“Itu dikelola BUMDes pak, jadi sementara yang siswa gratis. Tapi tahun depan kalau sistem daring masih berjalan, kami akan kenakan tarif 50 persen dari tarif biasanya. Kalau biasanya per kepala rumah tangga Rp50.000 perbulan, maka diminta membayar Rp25.000 saja,” terangnya.
Bagi siswa yang tidak memiliki gawai, pihak sekolah menerjunkan gurunya ke desa untuk melakukan proses belajar mengajar dengan cara tatap muka. Siswa yang tidak memiliki peralatan daring, dikumpulkan dengan jumlah maksimal 10 orang.
“Tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat. Kami kerahkan Satgas Jogo Tonggo untuk mengawal program ini, sekaligus memastikan protokol kesehatannya berlangsung dengan baik,” pungkasnya.
Paparan Ahmad Nuri itu membuat Ganjar takjub. Ia mengatakan, cara yang dilakukan Desa Sepakung adalah cara jitu menyelesaikan persoalan daerah blank spot saat pembelajaran jarak jauh berlangsung.
“Dana desa dioptimalkan untuk hal positif, satgas Jogo Tonggo bisa berjalan maksimal, ini keren dan menurut saya, ini solutif. Saya sih yakin, pasti ada solusi dari setiap persoalan yang ada, tinggal kita mau atau tidak menemukan solusi itu,” tutupnya.(IJL/IJD)