UNGARAN – Pemerintah Kabupaten Semarang memberikan bantuan berupa masker dan vitamin bagin16 ribu santri di 100 pondok pesantren.
Dengan bantuan tersebut diharapkan santri dapat menerapkan protokol kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh guna memutus rantai penyebaran virus corona (covid-19).
Kepala Dinas Kabupaten Semarang dr. Ani Raharjo mengatakan, pemberian vitamin dilakukan selama dua minggu. Menurutnya, adaptasi dari daerah asal ke lingkungan pondok memerlukan kekebalan tubuh agar tak terserang virus.
“Sebelumnya ini kan santri libur panjang di tempat tinggalnya masing-masing. Nah saat kembali ke pondok tentu tubuh mereka butuh penyesuaian. Sehingga dengan konsumsi vitami diharapkan imunitas mereka meningkat dan terhindar dari ancaman virus corona,” katanya Selasa (4/8).
Ia menjelaskan, Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang melalui puskesmas juga sudah memberikan pendampingan kesehatan santri. Pihaknya memastikan bahwa para santri dalam kondisi sehat saat masuk pondok pesantren.
“Selama ini seluruh ponpes sudah melaksanakan usaha kesehatan pondok pesantren atau ukestren yang didampingi puskesmas terdekat. Kita maksimalkan program itu dengan fokus pada pencegahan penyebaran virus Corona,” ujarnya di sela-sela mendampingi kunjungan kerja Bupati Semarang di Ponpes Amal Sholeh, Pendingan Sumogawe, Getasan.
Ditambahkan, pihaknya juga memberikan bantuan sabun cuci tangan kepada pengasuh pondok. Penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 juga terus digalakkan. Ponpes menyediakan ruangan isolasi bagi santri yang mengalami demam dan batuk.
Sehingga mereka tidak bercampur dengan santri lain yang sehat.
Bupati Semarang Mundjirin meminta para santri dan pengasuh ponpes mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Corona.
“Jangan sampai ada klaster penyebaran baru di pondok pesantren. Para santri dan pengasuh harus taat protokol kesehatan,” ujarnya.
Pengasuh Ponpes Amal Sholeh Shohibul Makmun menerangkan, sebanyak 123 orang santri telah menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum masuk Ponpes. Mereka berasal dari Pekalongan, Banten, Sulawesi, Semarang dan Salatiga serta Getasan.a
Santri wajib membawa surat keterangan sehat. Pembelajaran sejak 11 Juli lalu juga menerapkan physical distancing dan suhu tubuh para santri dicek setiap hari,” paparnya.(IJD/IJL)