Kota Pekalongan,Infojateng.id – Masyarakat Kota Pekalongan diminta lebih hati-hati dan cerdas memilih makanan di pasaran.
Pasalnya, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan menemukan beberapa sampel makanan yang mengandung bahan berbahaya, seperti boraks dan pewarna rhodamin, dari ratusan sampel makanan takjil yang dijual di wilayah itu.
Informasi tersebut disampaikan Kepala Dinkes Kota Pekalongan, melalui Sanitarian Muda, Maysaroh, saat dikonfirmasi melalui telepon, Selasa (26/3/2024).
Menurutnya, temuan tersebut merupakan hasil uji keamanan pangan yang diselenggarakan Dinkes setempat, pada berbagai lokasi di Kota Pekalongan, 18-22 Maret 2024.
“Satu tim mencari 50 sampel makanan yang dicurigai. Jadi, kita fokuskan makanan yang kita curigai mengandung bahan berbahaya, dilihat dari sisi warna, tampilan, dan hasil temuan di tahun sebelumnya,” beber Maysaroh.
Dijelaskan, berdasarkan sampel uji, beberapa makanan yang ditemukan masih mengandung boraks adalah 2 sampel mi kenyol, 1 sampel kerupuk gendar, 1 sampel sempolan mengandung boraks, sedangkan 1 sampel kerupuk warna warni positif mengandung rhodamin.
Terkait hasil temuan tersebut, imbuhnya, pihaknya akan menindaklanjuti dengan mencari produsen produk tersebut, untuk diedukasi mengenai bahan pangan berbahaya.
Diterangkan, petugas uji dari Dinkes setempat juga menempelkan label khusus berupa stiker pembinaan pengawasan, sebagai tanda bagi masyarakat, jika makanan yang dijual aman dikonsumsi.
Lebih lanjut, ia mengimbau masyarakat untuk cerdas memilih makanan, dengan memperhatikan nilai gizi dan keamanan pangan.
“Aman di sini artinya bebas tiga bahaya, yaitu fisik, kimia dan biologi. Dengan melihat apakah makanan tertutup, atau tidak ada kemungkinan debu atau hewan yang menempel,” ujarnya.
Cara lainnya, tambahnya, adalah mengecek warna makanan. Jika makanan memiliki warna mencolok, kemungkinan makanan tersebut mengandung pewarna berbahaya, seperti boraks.
Sementara, makanan yang mengandung formalin berwarna putih, mengkilap, dan bertekstur sangat kenyal. (eko/redaksi)