Jepara, Infojateng.id – Sampah masih jadi masalah serius di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Seiring perjalanan waktu produksi sampah yang dihasilkan masyarakat semakin besar, salah satunya yakni sampah rumah tangga.
Sampah bisa menjadi hal yang bernilai jika mampu mengolahnya. Bahkan sampah bisa menjadi cuan.
Hal tersebut terungkap dalam dialog interaktif bertajuk Mengolah Sampah Menjadi Berkah yang berlangsung di Radio Kartini Jepara, Rabu (22/5/2024).
Dialog dipandu oleh moderator Muhammad Safruddin selaku Subkoordinator Media Massa Diskominfo Kabupaten Jepara.
Pengelolaan sampah di Jepara yang telah diakui melalui perolehan penghargaan Adipura sebanyak 16 kali menunjukkan kesadaran masyakarat terhadap kebersihan cukup tinggi.
Walau begitu, kepedulian masyarakat masih perlu ditingkatkan.
Ketua DPRD Kabupaten Jepara Haizul Ma’arif menanggapi bahwa, perlu dibangun kesesuaian antara perolehan penghargaan dan perilaku masyarakat.
“Seiring dengan perolehan Adipura bahkan Adipura Kencana harus seiring dengan kesadaran pengelolaan sampah di Kabuaten Jepara. Kalau tidak maka akan terjadi ketidaksesuaian perilaku dan penghargaan,” kata Gus Haiz, sapaan akrabnya.
Gus Haiz menambahkan tiga upaya efektif dalam pengolahan sampah antara lain pertama, mengintegrasikan pendidikan pengelolaan sampah di sekolah.
Tidak hanya mengajarkan membuang sampah pada tempatnya tapi juga bagaimana mengolah dan menggunakan sampah kembali.
Kedua, komunikasi yang efektif antara masyarakat dan pemerintah dan organisasi pengolah sampah termasuk aktivis.
Ia menyebut, komunikasi ini bisa dengan pertukaran ide, pendapat, dan data sehingga pesan diterima dengan jelas dan tujuannya tercapai, tidak hanya ada satu arah tapi jadi dialog.
Ketiga yakni upaya sosialisasi untuk menumbuhkan kesadaran soal pengelolaan sampah yang bertanggung jawab secara kontinyu dan terintegrasi.
Untuk itu, peran serta keluarga termasuk impelementasi Desa Mandiri Sampah perlu digencarkan. Diketahui, dari 184 desa di Jepara, baru ada beberapa Desa Mandiri Sampah.
Anis Surahman Direktur Bank Sampah Induk (BSI) Jepara menyebutkan bahwa berdasar data yang ia himpun, ada 140 bank sampah tersebar di desa dan sekolah se-Kabupaten Jepara.
Anis mengatakan, BSI Jepara mengupayakan lagkah untuk mereduksi sampah.
“Pertama scope kecil dari rumah kita bagaimana mulai dari pemilahan dari rumah, jadi memisahkan sampah yang organik dan anorganik. Nanti kalau scope RT ada bank sampah, kalau desa Bank Sampah Unit. Kami selalu mengedukasi Bank Sampah Unit untuk tidak bosan bergerak,” urai Anis.
Anis juga berharap kepada pemerintah daerah untuk selalu eksis. Menurutnya, menyadarkan masyarakat itu butuh proses.
Terakhir, BSI Jepara telah merancang program yakni Tabung Sampah jadi Emas. Program ini bekerja sama dengan PT Pegadaian yang memungkinkan tabungan sampah dikonversi menjadi emas. (eko/redaksi)