KUDUS – Langkah tokoh elit politik di Kabupaten Kudus penuh manuver. Secara mengejutkan Rina Budhi Ariani yang merupakan istri Bupati Kudus Muhammad Tamzil masuk dalam kepengurusan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kudus. Padahal, sebelumnya Tamzil yang diusung PKB, PPP, dan Hanura itu dalam Pemilihan Kepala Daerah menjadi rival PDIP yang mengusung Masan.
Rina yang juga menjabat Ketua PKK Kabupaten Kudus dalam kepengurusan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kudus masa bakti 2019-2024 itu didapuk menjadi Wakil Ketua Bidang Kehormatan Partai. Sementara DPC PDI Perjuangan Kudus dinahkodai Masan. Sedangkan posisi sekretaris dijabat Achmad Yusuf Roni dan Bendahara dijabat Joni Suryono.
“Hal itu tentunya sesuatu yang wajar karena setelah pesta demokrasi tidak ada lagi yang terkotak-kotak,” kata Rina Tamzil dikutip antarajateng.com kemarin.
Menurutnya, usai gelaran pilkada tahun 2018 lalu, sudah tidak ada sekat lagi. Sehingga perlu sinergitas semua pihak mulai masyarakat hingga tokoh politik dalam membangun Kudus lebih baik.
“Kalau dulu bapak (M. Tamzil, red) tidak didukung PDI P tidak masalah. Sekarang waktunya bersatu memikirkan dan memperjuangan agar Kudus bisa lebih maju,” ujarnya.
Terkait isu akan mencalonkan diri menjadi Bupati Kudus mendatang, kata Rina, hal itu terlalu dini untuk disimpulkan bahwa bergabung dengan PDIP agar pencalonan dirinya lebih mudah.
“Jika dikatakan sebagai persiapan mencalonkan diri pada Pilkada mendatang, sepertinya terlalu dini,” ujarnya.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kudus periode 2014-2019 Mustofa menganggap tidak ada permasalahan dengan masuknya Rina Budhi dalam jajaran kepengurusan DPC PDIP Kudus.
“Hal terpenting bisa bekerja sama untuk membangun Kabupaten Kudus,” ujarnya Musthofa yang juga caleg DPR RI terpilih Daerah Pemilihan 2 Jateng (Kudus, Jepara, dan Demak).(redaksi)