PATI – Terobosan yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Gajahmati sepertinya layak diacungi jempol. Mereka mampu membuat inovasi hingga nasi Gandul dibuat menjadi makanan kaleng.
Dengan kemasan semacam itu tentunya ada banyak kelebihan bila dibandingkan dengan sajian yang biasanya. Yakni di atas piring yang telah dilapisi daun pisang dengan potongan daging sapi maupun tempe goreng renyah.
Kelebihan itu seperti lebih tahan lama misalnya. Selain itu nasi gandul kemasan tentu juga bisa dijadikan oleh-oleh. Terlebih, nasi gandul sekarang ini telah banyak dikenal sebagai makanan khas dari Kabupaten Pati.
Penanggung Jawab Produk Nasi Gandul Kemasan, Doni Irawan mengatakan, inovasi pembuatan nasi gandul dalam kaleng itu dilakukan lantaran tingginya permintaan pasar akan nasi gandul dari luar daerah.
“Karena tidak mungkin membelikan nasi gandul untuk oleh-oleh. Maka dari itu kami berinovasi dan mengemasnya dalam bentuk kaleng, agar lebih tahan lama. Untuk kuah gandul berisi potongan daging sapi dalam kemasan kaleng ini, mampu bertahan satu tahun lamanya,” ujarnya.
Tentunya inovasi itu tak hanya muncul begitu saja. Dia mengaku butuh waktu sedikitnya dua tahun untuk melakukan serangkaian uji coba agar kuah gandul bisa awet. Hingga akhirnya produk makanan olahan tersebut pada satu tahun lalu baru diproduksi secara massal.
Meski dalam bentuk kaleng, diapun meyakinkan agar pembeli tidak khawatir lantaran semua proses perizinan sudah dilengkapi, termasuk izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Untuk penjualan kami pasarkan fanpage media sosial kami. Selain itu juga ditawarkan di sejumlah outlet penjualan yang ada,”ujarnya.
Untuk mendapatkan satu porsi gandul kemasan pun terbilang tak begitu mahal. Yakni cukup merogoh gocek sebesar Rp 30 ribu untuk satu kaleng dengan berat 200 gram. Pihaknya juga sudah menyiapkan paket dalam kardus isi lima dan 10 kaleng.(IJB/IJH)