Pati, Infojateng.id – Drama politik yang dilakukan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Pati dengan mengusung calon Budiyono-Novi di Pilkada Pati menjadi sorotan. Selain itu, langkah PPP juga membuat kubu pasangan calon (Paslon) Sudewo-Chandra terkejut.
Sebab, awalnya PPP menjadi salah satu partai pendukung dalam koalisi Sudewo-Chandra. Namun, secara mengejutkan, partai tersebut justru berbalik arah dan memutuskan untuk mengusung pasangan Budiyono-Novi. Pasangan ini secara resmi mendaftarkan diri ke KPU Pati pada Kamis malam, 29 Agustus 2024.
Tindakan ini memicu reaksi keras dari Sudewo, yang melalui pesan WhatsApp-nya, mengecam pernyataan Sekretaris DPC PPP, Zamroni, di media sebagai fitnah. “Pernyataan Zamroni, Sekretaris DPC PPP, adalah murni fitnah,” tulis Sudewo dalam sanggahannya.
Menanggapi tudingan ini, Ketua Tim Budiyono-Novi, Muslihan, dengan tegas menyatakan bahwa politik adalah arena yang selalu berubah dan dinamis. Menurutnya, keputusan DPC PPP untuk mendukung Budiyono-Novi merupakan keputusan politik yang diambil secara kolektif dan tidak melanggar konstitusi.
“Kemarin kami memang masih dalam koalisi dengan mereka. Namun, setelah proses evaluasi dan keputusan dari KPU, ada tiga partai yang tercatat dalam daftar SILON sebagai pengusung. PPP yang sebelumnya hanya pendukung, kini mengambil sikap untuk mengusung Paslon sendiri. Politik itu dinamis, dan yang penting, kami tidak melanggar konstitusi,” ungkap Muslihan saat dimintai tanggapan.
Muslihan menegaskan bahwa langkah PPP untuk mengusung pasangan Budiyono-Novi sepenuhnya berdasarkan arahan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP). “Dengan adanya putusan dari Mahkamah Konstitusi, PPP telah memenuhi syarat perolehan suara, sehingga DPP memutuskan melalui rapat siang tadi bahwa kami harus mencalonkan kandidat sendiri untuk posisi bupati dan wakil bupati,” pungkas Muslihan.(one/redaksi)