Raden Toti Muliasari, S.Pd SD
Guru SD Negeri Jatingaleh 01, Candisari, Kota Semarang
Proses pembelajaran yang monoton tanpa melibatkan keaktifan siswa mengakibatkan terjadinya literacy loss dan numerasi. Kondisi tersebut sering dihadapi penulis dan sebagian besar teman sejawat. Hal itu ditengarai karena kurangnya pemanfaatan media ajar dan penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat serta kurangnya inovasi.
Agar tidak terjadi loss-literasi dan numerasi, penulis mendesain pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi, siswa, pembelajaran yang kreatif, inovatif, menantang, dan menyenangkan menggunakan model, metode dan media pembelajaran yang tepat. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan bisa meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada materi kalimat perintah dan penjumlahan tiga angka dengan teknik menyimpan.
Adapun model yang dipilih model Problem Based Learning (PBL). Guru juga sudah harus menguasai sintaks dari model pembelajaran yang akan dipilih dari mulai tahap 1 sampai akhir yang dituangkan dalam kegiatan pembuka, inti, dan penutup.
Berkaitan dengan media ajar, guru bisa menggunakan media power point, video pembelajaran penggunaan kantong bilangan nilai tempat, media yang dibuat guru, dan menggunakan media berbasis TPACK (Technological Pedagogic Content Knowledge), sehingga siswa mudah memahami materi yang disampaikan.
Berkaitan dengan penilaian, guru menilai secara keseluruhan dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, yang dituangkan dalam instrumen penilaian lengkap mulai dari kisi-kisi, sampai rubrik penilaian. Berkaitan dengan kondisi ruangan, guru mempersiapkan ruangan yang akan digunakan untuk pembelajaran dengan baik mulai dari kebersihan, kerapihan, dan keindahan sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang baik serta pembelajaran yang nyaman. Untuk mencapai keberhasilan mulai dari perencanaan dan pelaksanaan guru melibatkan peserta didik, orang tua peserta didik, teman sejawat, dan kepala sekolah.
Penerapan model PBL sangat membantu peserta didik untuk memahami konsep penjumlahan tiga angka teknik menyimpan yang dibuktikan hasil dari diskusi dan evaluasi. Pemilihan model PBL berbantu media kantong bilangan nilai tempat. Peserta didik mampu menuliskan kalimat matematika berbantu kantong bilangan nilai tempat, peserta didik sudah terlihat mampu berkolaborasi dengan anggota kelompoknya, membagi tugas secara adil, berani mencoba menggunakan media kantong bilangan nilai tempat secara tepat dapat mempresentasikan hasil diskusi penggunaan media kantong bilangan nilai tempat di depan kelas.
Dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis, menalar, keaktifan, berinteraksi terhadap teman, menumbuhkan rasa percaya diri, menumbuhkan rasa menghargai pendapat teman saat berdiskusi. Tak hanya itu, motivasi belajar peserta didik meningkat, tumbuh perasaan senang, rasa ingin tahu, keberanian dalam mempresentasikan hasil diskusi, lebih mandiri dalam memecahkan masalah dan meningkatkan hasil belajar.
Model PBL juga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan ketuntasan klasikal 96,43% yang memenuhi KKM 70 yakni 27 siswa dari 28 siswa. Membuat siswa lebih antusias, tidak cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran, karena dalam pembelajaran orientasi masalah pada siswa, siswa dibagi dalam beberapa kelompok belajar, terjadi interaksi antar siswa dalam berdiskusi, siswa mampu menyampaikan pendapatnya saat harus menyampaikan penyelesaian masalah yang diberikan oleh guru.(*)