*oleh Y.M.V. Trisunu H.W.
Guru SD Negeri Jatingaleh 01, Candisari, Kota Semarang
Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan harus sesuai dengan kodrat alam dan zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan. Sementara itu, kodrat zaman adalah bagian dasar Pendidikan yang berhubungan dengan ‘isi’ dan irama”. Pendidikan di masa penjajahan tentu berbeda dengan zaman setelah kemerdekaan. Zaman sebelum mengenal teknologi digital tentu berbeda dengan pembelajaran di era digital. Karena itu, pendidik harus bergegas menuju arah perkembangan zaman.
Tantangan tersebut sudah disambut dengan hadirnya kurikulum Merdeka yang menekankan adanya perubahan, salah satunya dalam hal assemen. Kesempatan ini haruslah dimaksimalkan agar guru mempunyai variasi dalam pelaksanaan asesmen dan siswa tidak merasa terbebani dengan istilah ulangan. Dari sinilah muncul macam-macam aplikasi ataupun platform yang bisa digunakan sebagai media asesmen, antara lain Quizizz, word wall, Kahoot, dan lain sebagainya.
Pengunaan Aplikasi seperti Kahoot menjadi salah satu prioritas yang akan dibahas pada artikelini. Secara prinsip, aplikasi Kahoot mempunyai tampilan eye-catching dan nyaman digunakan oleh siapapun. Eye-catching karena penuh warna dan desainnya memang sangat memanjakan anak dan nyaman karena aplikasi ini mudah dijalankan.
Di dalam Kahoot tidak hanya tersedia satu mode permainan, melainkan ada beberapa. Antara lain classic mode, Team mode, The Lost Pyramid, Submarine Squad, Cosmic Conquest, Talest Tower, Color Kingdoms. Treasure Love,danChill Art. Sementara itu, ada dua cara membuat soal di Kahoot, dengan AI yang berbayar dan secara manual. Bagi penulis manual lebih bagus, mengingat pengguna bisa menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
Dalam pengoprasian Kahoot, ada prosedur atau jalannya interaksi yang direncanakan untuk mencapai tujuan. Prosedur tersebut bisa dipilih berdasarkan nilai gunanya. Contohnya jika ingin mengetahui nilai secara langsung, maka pilih classic mode. Sedangkan Submarine Squad bisa untuk memantau pemahaman siswa keseluruhan dalam satu kelas.
Interaksi pembelajaran ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. Dalam hal ini, materi harus didesain sedemikian rupa sehingga cocok untuk mencapai tujuan. Sebenarnya untuk semua materi bisa dibuatkan di platform Kahoot. Namun para guru harus memikirkan jumlah karakter soal yang hanya dibatasi 120 karakter.
Disiplin dalam permainan game dalam kelompok perlu ditegaskan kepada siswa yang akan bermain karena dalam satu group mereka bisa bekerja sama walau hanya dalam waktu singkat dalam setiap game kelompok.
Dari karakter permainan di Kahoot, guru bisa menggunakannya untuk asesmen. Sebagai sebuah sebuah asesmen, Kahoot harus mampu pengumpulan informasi yang relevan yang dapat diandalkan untuk membuat keputusan dalam penilaian secara cepat khususnya dalam classic mode. Untuk game yang lain guru bisa mengukur seberapa jauh kemampuan siswa menjawab pertanyaan yang telah dibuat oleh guru.
Penulis sering menggunakan platform Kahoot sebagai alat asesmen karena siswa merasa Kahoot sangat mudah. Sebanyak 37% siswa kelas 5A mengaku bahwa platform Kahoot sangat mudah digunakan. Hanya 7,4% siswa yang menyatakan susah menggunakan Kahoot. Selebihnya sebanyak 44,4 % menyatakan bahwa platform Kahoot mudah dan 11,1% menyatakan cukup mudah. Sementara itu, sebanyak 74,1% atau sekitar 20 siswa dari 27 siswa yang berada di kelas 5A merasa platform Kahoot sangat menarik.