Semarang, infojateng.id – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Jawa Tengah mengikuti pelatihan penanggulangan bencana, Rabu (25/9/2024).
Kegiatan tersebut diselenggarakan untuk menghadapi isu megathrust dan musim hujan mendatang.
Ada lebih dari 100 peserta yang hadir pada kegiatan yang berlangsung di gedung DWP Provinsi Jawa Tengah Jalan Menteri Supeno 2 B Semarang.
Mereka dibekali pengetahuan berkait tanggap bencana oleh Analis Kebencanaan Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Adi Widagdo.
Wakil Ketua DWP Provinsi Jawa Tengah, Riri Damajanti Arief Djatmiko mengatakan, wanita memiliki peran penting dalam penanggulangan bencana.
Oleh karena itu, pihaknya menggelar pelatihan terkait tanggap bencana bagi para anggotanya.
“Wanita memiliki peran penting dalam penanggulangan bencana, mulai dari keluarga dan juga kepada masyarakat,” ujar Riri.
Untuk itu, perlu adanya pembekalan kepada anggota DWP mengenai penanganan kebencanaan, agar bisa mengaplikasikan secara tepat.
“Itulah pentingnya memahami tanggap bencana, yang dapat diaplikasikan mulai dari keluarga, dan juga meluas ke masyarakat,” katanya.
Riri berharap, pengetahuan yang didapat dari pelatihan dapat diaplikasikan secara langsung.
“Seperti sosialisasi, membantu mendirikan dapur umum, terapi dari trauma bagi korban bencana, dan sebagainya. Semoga pelatihan ini dapat bermanfaaf untuk keluarga dan masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Analis Kebencanaan Ahli Muda BPBD Jateng Adi Widagdo menyampaikan, berdasar hasil kajian resiko bencan Provinsi Jawa Tengah 2022-2028, terdapat 14 bencana. Yakni banjir, banjir bandang, kekeringan, cuaca ekstrim, gelombang ekstrim dan abrasi, kebakaran hutan dan lahan.
Selain itu, gempa bumi, letusan gunung berapi, tanah longsor, tsunami, likuefaksi, epidemi dan wabah penyakit, kegagalan teknologi dan Covid-19.
“Pada prinsipnya bencana ada tiga jenis yakni bencana alam, bencana nonalam dan bencana sosial,” jelas Adi.
Ia juga mengemukakan soal megathrust yang berpotensi terjadi di Indonesia.
“Megathrust itu gempa bumi yang berukuran sangat besar yang terjadi di zona subduksi, di mana salah satu lempeng tektonik bumi terdorong ke bawah lempeng tektonik bumi yang lain,” ungkapnya.
Selama lebih dari 60 menit, Adi memberikan pengetahuan mulai dari pengetahuan kebencanaan, mitigasi, hingga penanganan. (eko/redaksi)