Beri Pelatihan Pengolahan Sampah Jadi Pupuk
KUDUS – Di tengah pandemi Covid-19, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus bersama Kelurahan Panjunan, Kecamatan Kota, Kudus, Jawa Tengah, menggelar acara Pengolahan Sampah Rumah Tangga. Hali ini sesuai amanat Permenkes Nomor 3 tahun 2014, guna mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri, Jumat 23 Oktober 2020.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada DKK Kudus Anik Retnowati melalui Kasi Kesehatan Lingkungan Kesehatan Kerja dan Olahraga pada DKK Kudus Yuni Saptorini menjelaskan, kegiatan ini merupakan salah satu hal yang meliputi 5 pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
“Lima pilar STBM yakni Tidak BAB sembarangan, mencuci tangan dengan sabun, mengelola air minum dan makanan rumah tangga yang aman, pengamanan sampah rumah tangga dengan benar, dan pengamanan limbah cair rumah tangga dengan benar,” jelas Yuni usai mengisi acara sosialisasi di Aula Kelurahan Panjunan.
Yuni mengatakan, kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah rumah tangga ini merupakan salah satu lima pilar yang ada di STBM. Dengan tujuan memberikan pengetahuan atau keterampilan kepada masyarakat untuk pengelolaan sampah rumah tangganya yang bisa dikelola dengan baik dan benar.
“Saat ini yang bisa dilakukan adalah dengan memilah dari sampah organik, an organik dan residu,” katanya.
Masih kata Yuni, setiap hari di lingkungan ibu-ibu rumah tangga ketemu dengan sampah organik. Untuk itu, jangan sampai sampah organik yang dihasilkan itu tidak dilakukan dengan pengelolaan yang benar.
“Masyarakat bisa mulai dari diri sendiri, keluarga dan seluruh masyarakat untuk memilah sampah organik dan bisa kita budayakan sampah dikelola untuk menjadi kompos ataupun pupuk organik cair,” paparnya.
Pihaknya berharap, semoga masyarakat di Panjunan ataupun masyarakat Kudus yang lain, bisa menerapkan atau mengaplikasikan di rumah tangga masing-masing, sehingga timbulan sampah yang ada di TPA itu bisa menjadi berkurang. Jadi nantinya tidak terjadi penumpukan di TPA, karena punumpukan sampah itu bisa menjadikan masalah kesehatan masyarakat dan sumber pencemaran lingkungan.
Sementara, Lurah Desa Panjunan Moerijanto mengatakan, kegiatan sosialaisasi ini untuk merubah perilaku masyarakat yang tadinya sampah hanya dibuang dan menumpuk di TPA, kini sampah bisa dipilah menjadi pupuk yang bermanfaat.
“Selama ini kita buang sampah dan diambil petugas sampah, jadi kalau bisa dalam kegiatan ini kita bisa memanfaatkan sampah lebih baik, seperti membuat bank sampah atau membuat komposter maupun pupuk kompos,” harapnya.(IJA/IJL)