Rembang, Infojateng.id – Puluhan perempuan pelaku UMKM di Kabupaten Rembang mendapatkan pelatihan terkait keamanan siber dari Perhimpunan untuk Studi dan Pengembangan Ekonomi dan Sosial (Persepsi) Klaten, di Hotel Gajah Mada, belum lama ini.
Direktur Persepsi, Farida Hayati menyampaikan, pelatihan tersebut merupakan bagian dari upaya peningkatan partisipasi ekonomi digital untuk perempuan.
Pasalnya, keamanan siber menjadi salah satu kendala yang dihadapi pelaku UMKM, salah satunya kebocoran data sampai dengan pengambilalihan akun oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Mereka takut datanya bocor, ada ketakutan-ketakutan seperti itu. Kami ingin memastikan teman-teman tidak usah takut. Mereka kita beri informasi regulasi yang melindungi, jenis-jenis kejahatan siber dan bagaimana memitigasinya, termasuk menilai seberapa aman akun mereka,” ujar Farida, di sela- sela kegiatan.
Dia menyampaikan, peserta diberikan pemahaman tentang keamanan siber yang diterapkan pada platform e-commerce.
Menurutnya, pengetahuan tersebut dinilai penting, karena pelaku UMKM yang sebagian besar ibu-ibu lebih sering melakukan transaksi tunai, sedangkan di e-commerce metode pembayarannya transfer.
“Yang sering terjadi dan didengar, mereka ini memang penipuan-penipuan pembayaran transfer. Ibu-ibu biasanya takut barang sudah dikirim, tapi uang tidak ditransfer, karena mereka biasa transaksi offline,” jelasnya.
Sementara Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Rembang, M Mahfudz menyampaikan, pelatihan dan kerja sama seperti ini memang dibutuhkan untuk memajukan UMKM di Kota Garam.
Dikatakannya, keamanan siber bagi pelaku UMKM di era digital ini sangat dibutuhkan, untuk kenyamanan aktivitas transaksi.
“Saya rasa bagus ada materi seperti keamanan siber juga. Ini memberikan perlindungan bagi pelaku UMKM dan masyarakat, agar transaksi yang mereka lakukan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, sehingga pelaku UMKM dan buyer juga tidak ragu,” pungkas Mahfudz.
Selain materi keamanan siber, peserta juga diajari bagaimana menggunakan berbagai platform e-commerce, seperti Instagram sampai Shopee untuk kebutuhan marketing produk.
Peserta juga mendapat pelatihan membuat konten yang berhubungan dengan produknya. (eko/redaksi)