Infojateng.id – Merokok bukan hanya berbahaya bagi pelakunya, tetapi juga bagi mereka yang ada di sekitar. Paparan asap rokok bagi orang yang tidak merokok atau dikenal sebagai perokok pasif memiliki dampak kesehatan yang tidak kalah serius. Dalam banyak penelitian, disebutkan bahwa asap rokok mengandung lebih dari 7.000 zat kimia, termasuk 70 di antaranya bersifat karsinogen yang dapat memicu kanker.
Menurut Pafikutai.org, risiko utama yang dihadapi perokok pasif mencakup gangguan jantung, masalah pernapasan, hingga kanker paru-paru. Selain itu, perokok pasif yang menghirup asap rokok juga berisiko lebih tinggi mengalami hipertensi dan gangguan pernapasan kronis.
Di Indonesia, paparan asap rokok terhadap perokok pasif menjadi masalah besar, terutama bagi anak-anak dan ibu hamil. Berikut beberapa dampak kesehatan yang dapat timbul bagi perokok pasif:
Paparan asap rokok bisa menyebabkan bronkitis, asma, dan infeksi saluran pernapasan lainnya. Anak-anak dan lansia yang sering terpapar asap rokok menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dampak ini.
Perokok pasif berisiko tinggi terkena penyakit jantung. Kandungan zat kimia dalam asap rokok menyebabkan pembuluh darah menyempit dan meningkatkan tekanan darah, yang akhirnya berpotensi menyebabkan serangan jantung.
Risiko terkena kanker paru-paru bagi perokok pasif cukup signifikan. Zat-zat karsinogen dalam asap rokok yang dihirup dalam jangka waktu lama dapat merusak jaringan paru-paru dan meningkatkan risiko kanker.
Asap rokok juga dapat membahayakan kesehatan ibu hamil serta janin yang dikandungnya. Bayi yang terpapar asap rokok di dalam kandungan berisiko mengalami kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.
Asap rokok dapat menyebabkan anak-anak yang terpapar sering mengalami infeksi telinga, asma, serta gangguan perkembangan. Paparan asap rokok juga meningkatkan risiko sindrom kematian mendadak pada bayi atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).
Kondisi ini menegaskan betapa pentingnya menjaga lingkungan yang bebas dari asap rokok untuk melindungi kesehatan orang-orang terdekat, terutama kelompok rentan seperti anak-anak dan ibu hamil. Masyarakat diimbau untuk tidak merokok di ruang tertutup atau area publik yang banyak dikunjungi anak-anak.
Mengurangi paparan asap rokok bukan hanya untuk kesehatan perokok, tetapi juga sebagai bentuk perlindungan terhadap keluarga dan masyarakat. (redaksi)