PATI– Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, panggil Dispertanak, Disdagperin, pimpinan Petrokimia, Pusri, agen pupuk, distributor pupuk dan pengecer pupuk se-Kabupaten Pati. Rapat yang berlangsung di ruang Paripurna DPRD Pati itu, bertujuan untuk mengurai permasalahan kelangkaan pupuk subsidi dan harga pupuk yang
mahal diawal Musim Tanam 1 (MT1).
Menurut Ketua DPRD Pati Ali Badruddin, pembahasan penyaluran pupuk bersubsidi ini merupakan kebutuhan mendesak. Lantaran anggota DPRD mendapat banyak masukan dari para petani terkait terjadinya kelangkaan pupuk dan harga pupuk yang mahal.
“Setelah kami lakukan rapat dengan pimpinan komisi dan koordinator. Hari ini kita memanggil produsen pupuk, distributor pupuk, pengecer pupuk dan dinas terkait. Pada rapat ini mencari solusi problema kelangkaan dan peningkatan harga pupuk. Kami juga minta keterangan mulai dari Dispertanak, Disdagperin, Bagian Perekonomian dan Bank BRI selaku
pembuat kartu tani kita mintai keterangan semua,” ungkapnya.
Kondisi ini lanjutnya harus dicari solusi, karena ada penambahan jatah pupuk. Pengecer diharap tidak memberikan jatah pupuk bersubsidi kepada petani yang tidak masuk elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK). Memang dalam penyaluran pupuk
bersubsidi di Pati sempat ada permasalaham, mungkin hal ini dikarenakan ada penyimpangan.
“Karena tadi dijelaskan pihak kepolisian bahwa ada oknum yang ditangkap dan saat ini masih berproses. Ini merupakan salah satu fungsi pengawasan, agar dalam penyaluran pupuk bersubsidi tidak ada penyelewengan sehingga tidak akibatkan kelangkaan,” jelasnya.
Dewan merekomendasikan, untuk pengajuan E-RDKK dipenuhi sesuai dengan kebutuhan petani Kabupaten Pati. Termasuk petani penggarap LMDH serta melakukan pengawasan pengecer yang nakal.(IJH)