Jepara, Infojateng.id – Mencegah konflik Pilkada Jepara, Polres menggandeng tokoh agama untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Hal ini sebagaimana acara bertajuk silaturahmi Kapolres Jepara dengan tokoh agama Kristen dan Katolik se-Kabupaten Jepara di Aula Mapolres setempat, Jumat (1/11/2024).
Acara ini diikuti oleh puluhan peserta yang terdiri dari pejabat utama dan personel Polres Jepara hingga perwakilan pendeta serta para tokoh agama Kristen dan Katolik se-Kabupaten Jepara.
Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan mengatakan ini merupakan bagian dari upaya ‘cooling system’ yang digagas Polres Jepara untuk mencegah potensi konflik menjelang pemungutan suara Pilkada pada tanggal 27 November mendatang.
Kehadiran para tokoh agama ini diharapkan dapat menjadi penghubung antara aparat keamanan dengan masyarakat guna memastikan pelaksanaan Pilkada yang damai, aman dan lancar.
Kapolres Jepara menekankan pentingnya peran seluruh elemen masyarakat dalam menjaga keamanan selama proses Pilkada berlangsung.
“Situasi tahapan Pilkada sekarang memasuki masa kampanye dan ini adalah tahapan yang sangat krusial. Kami berharap dukungan dari seluruh masyarakat, terutama para tokoh agama, untuk membantu menjaga suasana tetap kondusif,” ujar AKBP Wahyu.
Dia juga mengingatkan agar masyarakat waspada terhadap berbagai bentuk kejahatan yang berpotensi meningkat menjelang Pilkada, seperti pencurian kendaraan bermotor, judi online, serta penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang.
“Jangan sampai perbedaan pilihan memecah persatuan yang sudah kita bangun selama ini,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua FKUB Jepara yang sekaligus ketua MUI K.H. Mashudi, dalam kehadirannya di Mapolres Jepara, mengapresiasi inisiatif Kapolres Jepara untuk melibatkan para tokoh agama dalam acara silaturahmi dan doa bersama tersebut.
Ia menekankan bahwa kegiatan ini memiliki makna penting dalam menjaga kerukunan antar umat beragama dan mewujudkan Pilkada yang aman serta damai.
“Partisipasi aktif para tokoh agama sangat krusial dalam mencegah perpecahan di masyarakat, terutama di masa Pilkada yang sering kali diwarnai perbedaan pilihan,” ucap Mashudi. (eko/redaksi)