Rembang, Infojateng.id – Kabupaten Rembang menghadapi tantangan defisit anggaran sebesar Rp 90 miliar dalam APBD 2024. Isu ini menjadi topik utama dalam sesi debat Pilkada Rembang 2024, saat Paslon Harno mempertanyakan strategi Paslon 1 terkait rencana ambisius mereka, yang mencakup target peningkatan ekonomi hingga 7 persen, pengadaan mobil siaga di tiap desa, serta penambahan truk sampah.
Menanggapi hal tersebut, Vivit Dinarini Antasari, calon bupati nomor urut 1, dengan percaya diri menyampaikan komitmennya dalam mengelola keuangan daerah secara seimbang. Ia menegaskan bahwa saat memimpin nanti, prioritasnya adalah menyeimbangkan pendapatan dan belanja daerah.
“Kami akan menerapkan strategi balancing income and outcome, sehingga belanja dan pendapatan daerah harus seimbang. Selain itu, kami akan mengoptimalkan potensi CSR, Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), serta meningkatkan pendapatan daerah,” jelas Vivit.
Ia menilai, defisit anggaran terjadi karena pengelolaan keuangan yang kurang presisi, termasuk penetapan target pendapatan yang tidak realistis dan kurang diperhitungkan dengan matang.
“Kami percaya diri, kami pemuda yang optimis bisa mengatasi tantangan ini,” tambahnya.
Sementara itu, Harno menekankan pentingnya upaya keras dan komunikasi strategis untuk meningkatkan APBD Rembang. Ia menyebut akan memanfaatkan jaringan politiknya di tingkat nasional untuk melobi dukungan tambahan anggaran dari pemerintah pusat.
“Peningkatan APBD Rembang memerlukan kerja keras dan sinergi dengan pemangku kebijakan di Jakarta. Kami memerlukan infrastruktur yang memadai, ketersediaan air, dan pembangunan embung. Semua ini butuh biaya besar,” ungkap Harno.
Ia juga menekankan bahwa partai-partai pendukungnya memiliki perwakilan kuat di parlemen dan pemerintahan pusat.
“Dengan komunikasi intensif bersama para menteri dari partai koalisi, kami optimis bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Rembang hingga 7,2 persen,” tambah Harno. (eko/redaksi)