Semarang, Infojateng.id – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mendorong perguruan tinggi, untuk mencetak tenaga dokter berkualitas. Pasalnya, kebutuhan dokter di wilayahnya masih terhitung tinggi.
Hal tersebut disampaikan Nana saat menghadiri acara ground breaking gedung laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim (Unwahas), di Gunungpati, Kota Semarang, Sabtu (23/11/2024).
“Proyeksi kebutuhan dokter umum di Jateng berdasarkan permintaan per 1.000 penduduk tahun 2024 sebesar 20.084 orang,” kata Nana.
Namun, lanjut dia, jumlah dokter umum di Jateng saat ini masih sebanyak 10.615 orang, sehingga masih terdapat kekurangan 9.469 orang dokter umum.
Memang, jelas dia, usia harapan hidup masyarakat Jawa Tengah saat ini rata-rata sekitar 74,69 tahun. Artinya, kesehatan dan kebugaran masyarakat mulai meningkat.
Kendati begitu, masih tetap diperlukan kontribusi pemenuhan permintaan dokter, mengingat masih banyak tantangan bidang kesehatan yang harus diselesaikan.
Ia mencontohkan, pada triwulan III tahun 2024, terdapat 320 kasus kematian Ibu, 3.274 kasus kematian bayi (0-1 tahun), dan 3.672 kasus kematian balita.
Sedangkan prevalensi stunting pada 2023 berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) sebesar 20,7%.
Selain itu, masih ada tantangan untuk menangani penyakit-penyakit lain seperti TBC, diabetes, jantung, gangguan saluran pernapasan, dan lainnya.
“Kita masih berupaya menurunkan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), angka kematian balita (AKBa), dan stunting. Tantangan ke depan juga makin kompleks,” beber Nana.
Oleh karenanya, langkah yang dilakukan Unwahas dengan meningkatkan fasilitas pendidikan dokter, sangat penting.
Ke depan, ia berharap lebih banyak kontribusi Unwahas dalam menelurkan dokter-dokter berkualitas, dan menutup kekurangan kebutuhan dokter.
“Laboratorium dengan computer base test (CBT) itu akan menumbuhkan budaya belajar dan penelitian bagi civitas akademik. Output-nya, Unwahas dapat mendukung meningkatkan kesehatan masyarakat untuk mewujudkan Indonesia sehat,” tutur Pj gubernur.
Acara ground breaking tersebut digelar dengan tasyakuran akreditasi Unwahas, sebagai universitas unggul yang diperoleh oleh BAN-PT.
Sementara Ketua Yayasan Wahid Hasyim, Nur Ahmad menyampaikan, pembangunan laboratorium tersebut menelan anggaran senilai Rp114 miliar.
Gedung itu dirancang enam lantai dan dilengkapi sekitar 150-200 komputer (CBT), dan diproyeksikan tahan gempa sampai 9 SR.
“Ke depan kami akan bersungguh-sungguh, berkontribusi bagi kemajuan negara, sebagaimana cita-cita pendiri dan para kiai yang mendukung sejak dulu,” ujar Nur Ahmad.
Wakil Presiden ke-13 RI, KH Ma’ruf Amin yang ikut hadir di acara tersebut mengatakan, pembangunan laboratorium itu sebagai upaya menciptakan sumber daya manusia unggul, yang dapat berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara.
“Ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi adalah kunci. Semua dibaca, diteliti, direnungkan, dan dikembangkan, sehingga mampu menyediakan SDM unggul,” jelas KH Ma’ruf Amin.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mendorong perguruan tinggi, untuk mencetak tenaga dokter berkualitas. Pasalnya, kebutuhan dokter di wilayahnya masih terhitung tinggi.
Hal tersebut disampaikan Nana saat menghadiri acara ground breaking gedung laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim (Unwahas), di Gunungpati, Kota Semarang, Sabtu (23/11/2024).
“Proyeksi kebutuhan dokter umum di Jateng berdasarkan permintaan per 1.000 penduduk tahun 2024 sebesar 20.084 orang,” kata Nana.
Namun, lanjut dia, jumlah dokter umum di Jateng saat ini masih sebanyak 10.615 orang, sehingga masih terdapat kekurangan 9.469 orang dokter umum.
Memang, jelas dia, usia harapan hidup masyarakat Jawa Tengah saat ini rata-rata sekitar 74,69 tahun. Artinya, kesehatan dan kebugaran masyarakat mulai meningkat.
Kendati begitu, masih tetap diperlukan kontribusi pemenuhan permintaan dokter, mengingat masih banyak tantangan bidang kesehatan yang harus diselesaikan.
Ia mencontohkan, pada triwulan III tahun 2024, terdapat 320 kasus kematian Ibu, 3.274 kasus kematian bayi (0-1 tahun), dan 3.672 kasus kematian balita.
Sedangkan prevalensi stunting pada 2023 berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) sebesar 20,7%.
Selain itu, masih ada tantangan untuk menangani penyakit-penyakit lain seperti TBC, diabetes, jantung, gangguan saluran pernapasan, dan lainnya.
“Kita masih berupaya menurunkan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), angka kematian balita (AKBa), dan stunting. Tantangan ke depan juga makin kompleks,” beber Nana.
Oleh karenanya, langkah yang dilakukan Unwahas dengan meningkatkan fasilitas pendidikan dokter, sangat penting.
Ke depan, ia berharap lebih banyak kontribusi Unwahas dalam menelurkan dokter-dokter berkualitas, dan menutup kekurangan kebutuhan dokter.
“Laboratorium dengan computer base test (CBT) itu akan menumbuhkan budaya belajar dan penelitian bagi civitas akademik. Output-nya, Unwahas dapat mendukung meningkatkan kesehatan masyarakat untuk mewujudkan Indonesia sehat,” tutur Pj gubernur.
Acara ground breaking tersebut digelar dengan tasyakuran akreditasi Unwahas, sebagai universitas unggul yang diperoleh oleh BAN-PT.
Sementara Ketua Yayasan Wahid Hasyim, Nur Ahmad menyampaikan, pembangunan laboratorium tersebut menelan anggaran senilai Rp114 miliar.
Gedung itu dirancang enam lantai dan dilengkapi sekitar 150-200 komputer (CBT), dan diproyeksikan tahan gempa sampai 9 SR.
“Ke depan kami akan bersungguh-sungguh, berkontribusi bagi kemajuan negara, sebagaimana cita-cita pendiri dan para kiai yang mendukung sejak dulu,” ujar Nur Ahmad.
Wakil Presiden ke-13 RI, KH Ma’ruf Amin yang ikut hadir di acara tersebut mengatakan, pembangunan laboratorium itu sebagai upaya menciptakan sumber daya manusia unggul, yang dapat berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara.
“Ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi adalah kunci. Semua dibaca, diteliti, direnungkan, dan dikembangkan, sehingga mampu menyediakan SDM unggul,” jelas KH Ma’ruf Amin. (eko/redaksi)