Demak, Infojateng.id – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, meninjau tanggul sungai wulan di Dukuh Norowito, Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Kamis (19/12/2024).
Turut mendampingi Bupati Demak Eisti’anah, Dandim 0716/Demak Letkol Kav Maryoto, bersama dan Kapolres Demak AKBP Ari Cahya Nugraha.
Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk mengecek hasil perbaikan tanggul Sungai Wulan yang mengalami jebol hingga dua kali pada awal tahun 2024 ini.
Jebolnya tanggul beberapa waktu lalu menyebabkan wilayah Kecamatan Karanganyar mengalami bencana banjir setinggi 2 meter dan memutus jalur pantura.
Dalam kesempatan itu, Kepala BWWS Pamali Juana, Fikri Abdurrachman memaparkan, bahwa pihaknya mendapat tugas untuk penanganan dari bulan Maret 2024 di titik tanggul yang mengalami jebol, dan saat ini sudah selesai pada bulan November lalu.
Menurutnya, pembangunan tanggul setinggi 4 meter dan lebar mencapai 6 meter tersebut dibangun dengan perlindungan cor beton, sehingga tanggul akan lebih kuat dan kokoh.
“Saat ini kami sedang mengerjakan di hilir Sungai Wulan agar alirannya lancar. Untuk pengerjaannya dikerjakan oleh PT. Adhi, PT. Hutama, dan PT. Abipraya,”
jelas Fikri.
Sementara Bupati Demak Eisti’anah, menyampaikan bahwa pascaterjadi banjir kedua pada Maret lalu, masyarakat mengalami keresahan dan kekawatiran manakala memasuki musim penghujan.
Mereka khawatir tanggul sungai Wulan mengalami jebol kembali.
“Mungkin saat ini kekhawatiran masyarakat sudah mulai berkurang, karena sungai Wulan di bagian hilir sudah dinormalisasi dan penguatan tanggul juga sudah dilakukan. Ini berkat sinergi yang baik dan atas bantuan dari Pemerintah, PUPR, dan BNPB yang digelontorkan di Kabupaten Demak,” jelas Eisti’anah.
Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam arahannya menyampaikan, di penghujung tahun 2024, BMKG sudah memberikan informasi cuaca untuk seluruh wilayah di Jawa.
Dimana intensitas hujan akan melebihi dari biasanya, sebagian wilayah ada yang terkena bencana banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem.
Di seluruh Jawa Barat, lanjutnya, pemerintah sudah menerapkan status siaga dan tanggap darurat. Dari BNPB akan memberikan bantuan anggaran dan logistik.
Dan 10 tahun terakhir daerah yang tertinggi rangking bencana diantaranya, wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Menurutnya, yang paling krusial dalam penangulangan bencana adalah normalisasi sungai-sungai yang menjadi fokus pemerintah pusat. Bencana banjir, tanah longsor menjadi momok di tengah masyarakat.
Dirinya menjelaskan, apabila ada masyarakat yang rumahnya terkena bencana, Pemerintah akan berupaya merelokasi, walaupun tidak semuanya, ada kategori dan titik-titik tertentu yang bisa direlokasi.
“Nanti dari Pemda menyiapkan lahan relokasinya, sementara Pemerintah pusat yang akan membangun bangunannya,” tandas Suharyanto. (eko/redaksi)