Pati, Infojateng.id – Desakan tokoh masyarakat yang meminta mantan Bupati Pati Haryanto mundur dari posisi Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Pati ditindaklanjuti Dewan Kehormatan organisasi tersebut.
Dewan Kehormatan PMI Pati H. Supar mengakui, merasa terlibat dalam isu tersebut, sehingga melakukan diskusi dengan beberapa anggota untuk menentukan langkah yang tepat.
“Sempat terjadi keraguan atau “ewuh pekewuh” dalam menyikapi kasus ini, sehingga keputusan sempat ditunda. Akhirnya, setelah pertemuan berikutnya, memutuskan untuk melaporkan kasus ini ke PMI Jawa Tengah melalui surat,” ungkap H. Supar.
Lebih lanjut, H. Supar menyampaikan, laporan telah disampaikan ke PMI Jateng dua pekan lalu. Namun hingga kini belum mendapatkan tanggapan. “Kemungkinan karena kesibukan PMI Jateng, kita tunggu saja hasilnya seperti apa,” imbuhnya.
Ia menegaskan, sebagai dewan kehormatan sudah bertindak sesuai kewenangannya sebagai pengurus PMI di kabupaten, dengan menyampaikan laporan kronologi kasus tersebut.
“Tindak lanjut atas laporan tersebut adalah kewenangan PMI Jateng dan Pusat, bukan pihak kabupaten. Dirinya hanya menjalankan tugas pelaporan sesuai prosedur yang ada,” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah pihak mendesak mantan Bupati Pati Haryanto mundur dari posisi Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Pati dan Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kabupaten Pati. Desakan ini menyeruak ke permukaan setelah dijatuhkannya sanksi oleh Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI belum lama ini.
H. Mudasir salah satu tokoh masyarakat asal Bumi Mina Tani mengungkapkan, bahwa apa yang dilakukan Haryanto dalam kasus video asusila tersebut sangat mencoreng masyarakat Indonesia khususnya Pati.
Bahkan menurutnya, dalam sidang yang digelar MKD DPR RI pada Selasa, 3 Desember 2024, Haryanto dinyatakan bersalah dan melanggar kode etik sebagai anggota DPR RI.
“MKD kan sudah memutuskan jika Haryanto bersalah, seharusnya dia merasa malu dan mengundurkan diri sebagai ketua IPHI dan ketua PMI Kabupaten Pati, karena sangat memalukan,” ujar H. Mudasir.
Politisi dari Partai Gerindra satu ini dengan tegas mengatakan, bahwa salah satu video yang beredar diduga kuat jika dibuat di dalam kantor PMI Pati karena terlihat atribut jaket PMI di sana.
Lanjut H. Mudasir, meski dalam persidangan Haryato bersikukuh mengelak jika itu bukanlah dirinya. “Saya menduga kuat kalau itu di kantor PMI karena ada jaket PMI di sana. Walau mengelak masyarakat sudah paham semua,” jelas Mudasir. (one/redaksi)